UNTUK KONSULTASI SOLUSI SILAHKAN email ke : putusamodro@gmail.com

Gara-Gara makan Sesaji untuk Pesugihan

Kisah yang amat menegangkan ini terjadi sekitar dua bulan yang lalu. Ketika itu aku pergi ke kawasan Gunung Semeru di Jawa Timur, yang kata orang merupakan gunung paling angker di seantoro Tanah Jawa.
Bagiku, perjalanan ke puncak gunung merupakan suatu tantangan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Bagiku, kegiatan traveling adalah suatu kebahagiaan batin yang tiada tara, karena aku memang tidak punya banyak waktu untuk melakukan kegiatan yang menjadi hobiku sejak masih SMU ini.
Karena kesibukan kerja, sudah lama aku tidak bisa
melakukan hobiku yang satu ini.
Karena perjalanan ke puncak Gunung Semeru ini dibumbui pula dengan suatu kejadian yang berlangsung di luar nalar, maka hal ini benar-benar menjadikan sebuah pengalaman yang tak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku.

Ya, peristiwa itu benar-benar menyeramkan dan penuh misteri. Dengan mengalaminya sendiri, aku akhirnya kian menyadari bahwa selain dunia manusia ternyata ada dunia lain yang mungkin juga mempunyai peradaban dengan bentuk dan hokum-hukum tersendiri. Aku juga benar-benar bisa membuktikan semua cerita tentang keangkeran Gunung Semuru setelah aku mengalaminya sendiri.
Saat itu, aku dan keempat orang temanku telah sampai di sebuah titik ketinggian, namun belum sampai pada puncak Semuru. Untuk sekedar melepas lelah, kami istirahat di dalam sebuah goa yang sangat besar dan gelap. Kebetulan sekali kami menemukan goa itu, sebab tak lama kemudian tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya. Padahal, sebelumnya tidak ada tanda-tanda alam, seperti mendung, yang selalu mengiringi datangnya hujan.
Kami merasa sangat beruntung sebab dengan berada di dalam goa itu tubuh kami tidak kehujanan. Untuk mengusir hawa dingin sekaligus mengatasi kegelapan ruang goa, kami menyalakan lampu yang telah kami desain sedemikian rupa hingga mudah kami bawa. Tak hanya itu, kami juga membuat api unggun dengan menggunakan ranting-ranting kering yang ada di dalam goa. Setelah itu kami pun membakar roti dan bermain gitar sambil bernyanyi riang. Pokoknya kami benar-benar happy saat itu.
Satu jam kemudian, hujan mulai reda. Rasa letih, lapar dan dahaga pun telah terobati. Karena itu kami putuskan untuk bergegas melanjutkan perjalanan yang tinggal setengah hari lagi. Kami takut kemalaman sebelum sampai ke puncak gunung tersebut.
Sebelum aku meninggalkan goa tersebut, keempat temanku sudah berada di luar goa. Jadi, hanya tinggal aku yang masih berada di dalam. Maklum, aku memang agak lamban memberesi perbekalan yang kuwaba.
Setelah semua perbekalanku terbungkus dalam tas rangsel kesayanganku, tiba-tiba aku menemukan setandang pisang raja tergeletak di bawah sebongkah batu besar tak jauh dari tempat kami membuat api unggun tadi. Tanpa perasaan curiga walau sedikitpun, dengan cekatan aku mengambilnya. Bahkan aku juga memetik satu kemudian dengan nikmatnya kumakan oisah itu.
Setelah menghabiskan satu pisang itu, keanehan tiba-tiba saja terjadi. Pandangaku jadi kabur, dan detik berikutnya aku tidak bisa melihat sama sekali. Dengan panic aku berteriak memanggil teman-temanku. Untunglah, tidak lama kemudian mereka bergegas datang.
“Ada apa, apa yang terjadi denganmu?” Tanya salah seorang temanku.
Dengan gugup aku menjawabnya, “Entahlah! Ti…tiba-tiba saja mataku jadi buta. Aku tidak bisa melihat apa-apa lagi!”
Keempat temanku pun sepertinya mulai panik. Setidaknya ini kurasakan dengan ketergesa-gesaan mereka yang menuntunku ke luar dari goa tersebut.
Apa yang terjadi kemudian? Benarkah yang datang dan menuntunku ke luar dari dalam goa itu adalah keempat orang teman-temanku?
Tidak! Ketika pandanganku kembali normal, maka betapa terperanjatnya aku. Yang menuntunku keluar dari goa itu ternyata bukanlah teman-temanku. Mereka adalah manusia-manusia bertampang seram, dengan wajah rusak dan hancur. Baju mereka memang sama dengan baju-baju temanku, tapi tampang mereka, benar-benar asing dan sangat menyeramkan. Aku berusaha lepas dari cengkraman tangan mereka. Ya, aku berusaha secepatnya kabur.
Tapi tangan mereka yang berbulu lebat dan kokoh itu benar-benar membuatku tak berkutik. Bahkan yang terjadi kemudian, aku tak punya nyali lagi untuk melanjutkan pemberontakanku.
“Kumohon, jangan sakiti aku!” Aku mereng seperti anak kecil.
Tapi mereka mana mau peduli. Dengan sangat kasarnya mereka memaksaku untuk mengikutinya berjalan.
Sebelum mereka lebih jauh membawaku pergi, sulit kuceritakan bagaimana awalnya, yang pasti tiba-tiba saja nyaliku kembali muncul. Niatku untuk kabur dan lepas dari mereka seketika bangkit. Dengan sekuat tenaga kutendang salah satu dari mereka.
Usahaku ini berhasil. Karena begitu kuatnya tendanganku, salah satu dari mereka jatuh terguling. Saat itulah aku berhasil berlari sekuat tenaga. Tanpa peduli halangan yang menghadang di hadapanku, aku terus berlari dan berlari.
Setelah beberapa saat lamanya berlari, aku memberanikan diri menoleh ke belakang. Apa yang terjadi?
Astaghfirullah! Mereka telah lenyap dari pandangan mataku. Mereka benar-benar tidak ada. Lalu aku memberanikan diri untuk berhenti dan beristirahat, tapi tiba-tiba dadaku berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak! Dalam waktu sekedipan mata, keempat makhluk menyeramkan itu telah berdiri di depanku dengan senyum menyeringai mirip srigala yang kelaparan.
Aku menggigil ketakutan. Melihatku seakan-akan tak berdaya lagi, salah satu dari mereka berkata, “Kamu telah memakan pisang kami, jadi kamu harus ikut kami untuk mempertanggungjawabkan perbautanmu!”
“Jadi pisang itu pisang kalian? Kalau begitu maafkanlah aku, ya!” Ujarku dengan memberanikan diri.
“Enak saja minta maaf. Pisang itu adalah pisang persembahan buat raja kami. Jadi kamu harus minta maaf pada raja kami!” Tegas yang seorang lagi.
Sepertinya, mereka tak memberikan kesempatan padaku untuk membela diri. Buktinya, sekejap kemudian, mereka bertepuk tangan tiga kali. Dan sungguh ajaib, tiba-tiba di depan kami telah berdiri kereta kencana dengan enam kuda putih yang sangat gagah. Tanpa banyak bicara, mereka memaksaku untuk menaiki kereta kencana tersebut. Dan sulit bagiku untuk menolak ajakan mereka, sebab mereka jelas bukanlah lawan yang sepadan denganku.
Segalanya terjadi dengan begitu cepat. Dalam beberapa kedipan mata saja, kami sudah sampai di depan sebuah istana kerajaan yang sangat mewah dengan beberapa pengawal yang juga bertampang menyeramkan. Tidak lama kemudian, muncul seorang raja yang tampan dan permaisuri yang sangat cantik jelita. Raja dan permaisurinya kelihatan begitu anggun dan berwibawa.
“Hai, Kisanak! Kamu telah memasuki kerajaan kami…kamu telah berani memakan pisang persembahan buatku. Untuk itu kamu harus aku hukum!” Kata sang raja.
“Tapi saya tidak sengaja memakannya. Saya kira itu milik teman-temanku!” Ujarku dengan suara gemetar.
“Manusia memang pintar mencari alasan. Seret dia dan gantung di atas pohon cemara!” Perintah sang raja dengan marah.
Empat orang prajurit langsung menyergap dan menyeretku ke suatu tempat mirip alun-alun. Sungguh menegangkan, tidak lama kemudian, aku benar-benar digantung di atas pohon cemara. Kedua tanganku diikat. Hujan dan angin kencang menampar sekujur tubuhku. Kadang-kadang panas matahari yang menyengat membakar sekujur tubuhku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku benar-benar takluk dan tidak berkutik dengan ikatan yang teramat kuat itu.
Yang bisa kulakukan hanya menangis dan memendam kesedihan dalam hati. Sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya akan mengalami kejadian seperti ini. Aku meratapi kerapuhan hatiku, yang sama sekali tidak pernah ada dalam pikiranku. Di alam nyata aku adalah seorang kuat dan tabah dalam menghadapi keadaan walau seburuk apa pun juga. Didepan teman-temanku sesama pecinta alam dulu aku dikenal paling jago, aku juga paling pemberani. Tapi sekarang, aku benar-benar rapuh. Aku benar-benar lemah dan tak berdaya.
Di tengah-tengah keputusasaanku, lambat-lamat terdengar suara-suara yang memanggil-manggil namuku. Anehnya, aku sama sekali tak menemukan siapa gerangan orang yang memanggil-manggil namaku itu. Bahkan bayangan orang seditik pun sama sekali tak terlihat olehku.
Lambat laun, suara-suara itu semakin lama semakin keras terdengar, “Galih pulang. Galih…kami di sini mencarimu!”
“Baca ayat-ayat Al-Qur’aan…baca ayat Qursyi dengan sepenuh hatimu, teman!” Kata suara yang lain.
Aku mulai yakin, suara-suara itu sebagian tak lain adalah suara teman-temanku. Dan benar, kata mereka bahwa aku harus membaca ayat-ayat Al-Qur’an jika aku tersesat ke dunia lain. Hal itulah yang kemudian kulakukan.
Dengan hati yang khusyuk, aku mencoba berdoa kepada Allah. Seterusnya aku membaca ayat Qursyi. Berulang-ulang dan sebanyak-banyaknya.
Demi Allah, keajaiban tiba-tiba datang di depan mataku. Sesaat setelah aku membaca ayat Qursyi pada hitungan yang ke 125, tiba-tiba petir datang menyambar dadaku. Seketika sekujur tubuhku panas, dan aku terus mencoba membaca ayat Qursyi. Selanjutnya aku tidak ingat apa-apa lagi.
Setelah aku siuman, tahu-tahu aku sudah berada di atas tempat tidur. Papa dan mama menangisiku dengan penuh haru. Namun, mereka bahagia melihat aku telah sadarkan diri.
Aku juga melihat keempat teman-temanku yang ikut serta dalam acara pendakian ke Gunung Semeru itu. Sama seperti kedua orang tuaku, mereka juga ikut tersenyum lega melihat aku telah siuman. Kepada Alul, salah seorang sahabatku, aku bermaksud bertanya tentang apa yang telah terjadi terhadap diriku. Tapi sungguh aneh, aku sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara. Suaraku yang tegas dan lantang, sama sekali tidak keluar. Ya, Allah, aku sepertinya telah berubah jadi bisu.
Hanya air mata yang menganaksungai di atas wajahku meratapi kenyataan itu. Untunglah Alul segera berinisiatif untuk memanggil seorang Ustadz. Setelah aku meminum segelas air putih pemberian Ustadz Hady, pelan-pelan suaraku mulai muncul kembali. Alhamdulillah!
Lantas, apa sebenarnya yang telah terjadi menimpa diriku?
Menurut cerita teman-teman, ketika itu aku ditemukan tergeletak di atas sebuah bukit yang oleh warga sekitar dikenal dengan nama Bukit Batu Hitam. Bayangkan, bukit tersebut sangat curam dan dalam sekali. Dan ini sungguh suatu keberuntungan yang sangat langka, sebab aku masih bisa selamat. Diperkirakan, jarak dari tempat asalku berteduh didalam goa dengan lokasi Bukit Batu Hitam sekitar satu kilo meter. Anehkan? Padahal, aku sepertinya hanya bergerak dari goa itu beberapa meter saja.
Kemudian aku bertanya pada teman-teman, bagaimana mereka bisa menemukanku? Kata mereka, setelah ditunggu beberapa saat, aku tidak keluar dari goa, mereka masuk ke dalam goa. Tapi, ternyata aku tidak ada di sana. Mereka semua jadi bingung dan ketakutan. Akhirnya, mereka menghubungi sesepuh desa di sekitar lereng gunung. Mereka bertemu dengan Ustadz Hady. Setelah dilakukan penerawangan oleh Ustadz, keberadaanku bisa terdeteksi. Akhirnya mereka bersama Ustadz melakukan ritual pemanggilan arwahku.
Setelah Ustadz Hady melempar seekor kambing jantan warna hitam pekat ke lereng Bukit Batu Hitam yang curam dan dalam, beberapa menit kemudian tubuhku terbang ke atas dan dengan sangat tangkas Ustadz Hady menangkap tubuhku. Sekali lagi, ini suatu keanehan yang sulit dicerna akal sehat.
Jujur, mulanya aku ragu dengan semua cerita tersebut. Tapi setelah kurenungi peristiwa demi peristiwa yang kualami, hingga akhirnya aku tergeletak di atas tempat tidur, satu hal yang kuperoleh adalah aku jadi semakin yakin dengan segala kebesaran Allah SWT.
Sungguh, kejadian ini telah memberiku suatu pelajaran yang sangat berharga. Setidaknya aku kian meyakini, bahwa di manapun kita berada, kita jangan suka main serobot seenaknya, sebab sekali kita lancang berani mengambil yang bukan haknya, kita akan mendapatkan celaka.

Bank Gaib dIDunia Nyata

Pernahkah Anda mendengar istilah bank gaib?

Bank yang ini konon dipercaya mampu mendatangkan uang secara gaib. Beberapa paranormal menyatakan bahwa keberadaan bank gaib itu memang benar-benar ada. Namun, untuk dapat mengaksesnya, diperlukan perantara yang mumpuni dan dapat dipercaya oleh pengelola bank gaib ini.



Sementara itu, beberapa paranormal lain juga berpendapat bahwa uang yang kita dapat melalui bank gaib pada saat ini sebenarnya merupakan pinjaman yang harus dibayar oleh anak cucu kita di masa depan. Dengan kata lain, sebenarnya kita sedang mencuri rezeki milik anak cucu kita di masa depan.

Ada macam-macam cara yang bisa dipergunakan untuk dapat mengakses dana dari bank gaib. Namun, beberapa paranormal menawarkan cara paling praktis, yaitu dengan menyediakan mahar tertentu dan klien tinggal menunggu hasilnya.

Semua tatacara ritual dan lelaku akan dijalankan oleh sang paranormal. Banyak sedikitnya dana yang diinginkan bergantung jumlah mahar yang diserahkan. Begitu juga dengan cepat atau lamanya proses pencarian dana, itu juga bergantung besar kecilnya mahar.

Dana yang diperoleh dari bank gaib ini bisa didapat melalui dua cara, yaitu pinjaman dan hibah. Skema ini konon dimiliki oleh bank gaib yang dikelola oleh penguasa gaib Gunung Merbabu.

Pinjaman dan Hibah

Eyang Syech Jagat Maulana dipercaya sebagai penguasa gaib Gunung Merbabu. Dari sosok gaib inilah, konon dana bank gaib bisa diakses oleh masyarakat luas, melalui perantara tertentu.

Jangka waktu pencairan dana gaib bervariasi, mulai 7 hari hingga 41 hari. Semuanya bergantung besar kecilnya mahar yang diserahkan kepada paranormal yang jadi perantaranya.

Dana yang disediakan tidak terbatas. Adapun jangka waktu pengembaliannya maksimal selama 15 tahun. Mungkin Anda akan bertanya, bagaimana cara mengangsurnya?

Eyang Syech Jagat Maulana sudah memiliki mekanisme skema pengembalian pinjaman. Proses pengembalian bisa dilakukan oleh nasabah bank gaib dengan cara menyembelih sapi kurban setiap tanggal 10 Muharram. Banyaknya sapi yang dikurbankan bergantung besar kecilnya pinjaman.

Untuk setiap 1 milyar rupiah dana yang dipinjam dari bank gaib, nasabah harus membayarnya dengan cara menyembelih 5 ekor sapi untuk dikurbankan. Sapi yang dikurbankan harus sapi dewasa yang sehat dari jenis sapi bali atau sapi merah.

Jadi, selama masa kredit 15 tahun, nasabah harus menyembelih 75 ekor sapi. Jika harga sapi 14 juta rupiah tiap ekornya, nilai keseluruhannya sudah setara dengan besar pinjaman yang didapatnya, yakni 1 milyar rupiah.

Sebagaimana layaknya bank umum, bank gaib ini juga memiliki debt collector untuk menagih paksa nasabah yang mangkir dalam membayar angsuran. Namun, debt collector bank gaib ini tidak memiliki rasa belas kasih apalagi toleransi. Dia berpegang pada komitmen yang telah diperjanjikan.

Secara bertahap, debt collector bank gaib akan mengambil paksa satu persatu anggota keluarga nasabah yang mangkir dari kewajibannya untuk dijadikan kurban pengganti sapi.

Selain memberikan dana dalam bentuk pinjaman, bank gaib milik Eyang Syech Jagat Maulana ini juga siap memberikan dana kepada nasabahnya dalam bentuk hibah.

Persyaratan untuk mendapatkan dana hibah ini hampir sama dengan persyaratan untuk mendapat pinjaman. Yaitu dengan cara membayar sejumlah mahar kepada paranormal yang jadi perantaranya. Namun, besar uang mahar yang harus dibayarkan 10 kali lebih besar dari jumlah mahar untuk mendapat pinjaman.

Melalui skema ini, Eyang Syech Jagat Maulana tidak menuntut nasabahnya untuk melakukan ritual apapun yang dimaksudkan sebagai pengembalian dana yang telah diterimanya.

Hibah ini diberikan secara murni, tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya. Jadi, cukup aman bagi nasabah dan keluarganya serta tanpa efek samping.

Bagaimana, Anda berminat untuk mengaksesnya?

Demi Uang , Rela Piara Raja Jin

Pada tahun 2004 penulis mempunyai seorang teman dari Purworejo. Sebut saja namanya F.Malik. Sang teman adalah salah satu contoh seseorang yang belajar ilmu gaib, tetapi mempunyai keimanan yang tipis sehingga terjerumus bujuk rayu setan yang menyesatkan. Berikut kisahnya….

Pertengahan tahun 2004 itu aku (Penulis) bergabung dengan salah satu perguruan ilmu gaib yang ada di Solo. Pada waktu itu, ilmu gaib memang sedang ramai diperbincangkan orang, sehingga banyak sekali bermunculan perguruan-perguruan ilmu gaib. Aku memilih perguruan di Solo itu, karena waktu itu aku sendiri membacanya di salah satu majalah.

Mereka, maksudnya anggota perguruan ini, menginap di padepokan sampai
berminggu-minggu lamanya untuk mengikuti pelatihan fisik berupa olah kanuragan maupun mental. Salah satu bentuk latihan tersebut adalah pada malam hari mereka pergi ke kuburan atau tempat-tempat angker untuk latihan terawangan.
Penasaran dengan cerita di majalah, aku pun menyambangi pedepokan perguruan ilmu gaib tersebut. Ternyata benar, apa yang telah diceritakan dalam majalah yang sempat kubaca. Di perguruan ini, aku memang bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah. Ada yang baru datang, ada yang sudah beberapa hari, beberapa minggu bahkan ada yang sudah sebulan, namun mereka mengaku masih kerasan tinggal di padepokan yang terletak di luar kota Solo itu.

Salah seorang murid lama di perguruan tersebut adalah F.Malik. Dia mengaku berasal dari  Purworejo. F.Malik adalah sosok lelaki muda, berusia sekitar 30 tahun, bertubuh Kurus pendek, kepala sedikit botak. Namun yang paling menarik, lelaki ini sosok yang sangat pemberani, sekaligus pula ambisius.
Mungkin karena sifatnya yang ambisius itu, maka Fahrullah termasuk pula sebagai seorang yang sangat rajin wirid. Wirid utamanya adalah surat Al-Fatihah. Menurut pengakuannya, dia sudah mewiridkan surah Al-Fatihah sebanyak 100.000 kali. Prestasi yang menurutku sangat luar biasa. Hal ini bisa dimaklumi karena memang kalau dia wirid, maka bisa sampai lima atau enam jam.
Untuk urusan terawangan, Farullah termasuk jempolan. Hingga pada suatu malam, sewaktu terawangan di Taman Pramuka Solo, Fahrullah bertemu dengan sosok bangsa halus yang mengaku bernama Siti. Dia adalah penghuni alam gaib Taman Pramuka yang wajahnya cantik jelita (Hal ini pernah penulis ceritakan dalam; “Penghuni Gaib Kota Solo”).
Melihat kecantikan Siti, sang penunggu alam gaib Taman Pramuka tersebut, Fahrullah tergoda imannya. Hingga tanpa sadar, dia melakukan hubungan biologis dengan makhluk halus tersebut. Anehnya, setela hubungan perzinahan itu, F.Malik di datangi orang tua Siti, yang bermaksud meminta pertanggungjawaban darinya. F.Malik mau bertanggungjawab, tapi harus di depan gurunya.
“Siapa gurumu itu?” Tanya orang tua Siti.
F.Malik menyebutkan nama gurunya.
Setelah mendengar nama guru Malik, orang tua Siti yang sudah tentu juga makhluk halus itu akhirnya bingung. Sepertinya dia tidak berani meneruskan perkaranya lagi.
Pada malam berikutnya, ditemani Penulis dan di tempat yang sama, Malik kembali melakukan terawangan. Waktu itu, Malik bertemu dengan apa yang disebutnya sebagai Raja Demit. Dia sangat ketakutan dan berniat mau lari, tetapi dicegah oleh si Raja Demit.
“Jangan takut. Saya akan membantu kesulitanmu,” kata Raja Demit.
Mendengar perkataan mahluk gaib tersebut mau membantu kesulitannya, Fahrullah tidak jadi lari. Bahkan, mereka kemudian berdialog.
Setelah dialog dengan makhluk itu, akhirnya Malik bersedia bersekutu dengannya dengan syarat, apabila Malik minta sesuatu ada syaratnya dan syarat itu harus dipenuhi.
Menurut cerita Fahrullah, pernah pada suatu malam, dia pulang ke purworejo menumpang bus, tetapi tidak mempunyai uang. Di tengah perjalanan, dia diturunkan oleh kondektur karena tidak punya tiket dan tidak punya uang buat bayar ongkos. Setelah itu, dia minta bantuan Raja Demit agar bisa mengantarnya pulang.
Apa yang terjadi? Oleh Raja Demit, Fahrullah diminta mencari tempat yang gelap dan tidak ada orang. Perintah tersebut diikuti oleh Malik. Di tempat yang gelap dan sepi tersebut, Malik disuruh memejamkan mata dan jangan sesekali membukanya, kecuali diperintahkan buka oleh si Raja Demit.
Suatu keajaiban memang terjadi. Setelah diperintah membuka mata, dan Fahrullah pun membuka matanya, maka dia sudah ada di belakang rumahnya di Sidoarjo.
Kejadian yang Penulis dan teman-teman lainnya sering saksikan adalah, ketika Fahrullah membutuhkan uang. Setelah dia berkomunikasi dengan Raja Demit dan menyanggupi syarat yang diajukan oleh si Raja Demit, maka dalam waktu kurang dari lima menit, uang lima puluh ribu atau seratus ribu sudah ada di tangan Malik.
Pada mulanya, syarat yang diminta oleh Raja Demit itu hanya hal-hal biasa saja, seperti harus mandi di WC, tidak boleh mandi di kamar mandi. Namun, lama-kelamaan syarat yang diajukan oleh si Raja Demit mulai menyalahi aturan-aturan agama. Misalkan saja, Fahrullah harus kencing di depan teman-teman yang sedang santai di lapangan olah raga, atau tindakan lain yang cenderung melanggar adapt dan etika kesopanan.
Menurut pengamatan Penulis, uang yang dibuat oleh Fahrullah lewat bantuan Raja Demit adalah sihir makhluk gaib. Karena uang tersebut tidak bisa bertahan lama. Setelah Fahrullah membelanjakannya, tidak berapa lama kemudian, uang tersebut kembali ke ujud semula. Ya, kalau semula F.Malik memegang kertas atau daun, kemudian berubah menjadi uang, maka setelah uang tersebut dibelanjakan maka beberapa menit kemudian, uang tersebut berubah lagi menjadi kertas atau daun.
Salah seorang teman Penulis dari Lampung, pernah diajak oleh Fahrullah nonton bioskop dengan memakai uang yang disulap dari bungkus permen. Seusai pertunjukan, Fahrullah beli satu bungkus rokok dengan menggunakan sobekan karcis bioskop. Terus langsung naik taxi dengan uang yang juga hasil sihir si Raja Demit.
Ketika di tengah perjalanan, ada warung sate kambing, tiba-tiba Fahrullah minta berhenti. Mereka masuk warung itu, namun anehnya, Fahrullah memesan buat dia sate kambing mentah. Sedangkan untuk teman penulis sate kambing bakar.
Pada mulanya tukang sate menganggap pesanan Malik hanya bercanda, namun Malik meyakinkan bahwa memang dia memesan sate kambing mentah. Tentu saja tukang sate kambing menjadi terheran-heran setelah sate kambing mentah disediakan Malik dengan lahap menyantapnya.
Anehnya lagi, setelah sampai di Padepokan, Fahrullah langsung menuju dapur kemudian makan nasi sama lauk pauk seadanya. Teman penulis dari Lampung ini karuan heran melihat F.Malik makan lagi. Namun Malik  bilang, yang makan sate kambing mentah tadi bukan dia, tapi si Raja Demit sahabatnya, sedangkan yang sekarang makan nasi dan sayur, adalah Malik sendiri.
Kisah unik lainnya seperti ini….
Kalau biasanya uang bikinan Fahrullah hanya bertahan beberapa menit setelah dibelanjakan, maka lain lagi halnya jika Fahrullah butuh uang banyak dan agar tahan lama. Caranya yaitu dengan memakai satu uang asli ditambah beberapa lembar kertas atau daun sesuai kebutuhannya.
Waktu itu, Malik tertarik dengan iklan di salah satu koran yang menyatakan bahwa ada satu cara agar uang di ATM bertambah dengan sendirinya. Kemudian F.Malik meminjam uang lima puluh ribu pada salah seorang teman Penulis.
Setelah itu, uang tersebut digabung dengan sobekan-sobekan koran. Aneh, tidak lama kemudian di tangannya sudah tergenggam sejumlah uang lima puluh ribuan, sama persis dengan uang lima puluh ribuan yang asli. Uang yang asli dikembalikan sedangkan uang sihir Raja Demit dibawa ke bank untuk ditansfer ke rekening orang yang pasang iklan.
Menurut Malik, uang tersebut bisa bertahan sampai tiga hari, setelah itu baru berubah seperti semula.
Kisah lain yang aneh bin ajaib seperti ini….
Fahrullah bukan hanya bisa bikin uang dari kertas atau daun untuk dirinya saja, tetapi dia juga bisa menurunkan ilmunya pada orang lain. Hal ini pernah dia lakukan pada teman-teman Penulis. Sebut saja seperti kepada Fahri dari Sintang dan Fahran dari Pontianak, Kalimantan Barat, Ferdi dari Bandung, Jawa Barat, dan Gunawan dari Negara Ratu, Lampung.
Caranya, tiap orang teman Penulis itu diberi 7 biji gotri kecil yang sudah dimanterai oleh si Malik. Gotri tersebut harus ditelan dengan air putih yang sudah dicampuri dengan setetes darah Malik Hanya Fery yang bersedia meminum air bercampur setetes darah Fahrullah itu, sedangkan Fahran, Ferdi dan Gunawan tidak mau meminum air yang bercampur darah, mereka hanya minta minum dengan air biasa.
Akhirnya, hanya Fery yang berhasil. Katanya, yang ikut Fahry bukan Raja Demit, tetapi anak bajang, yang permintaannya juga tidak aneh-aneh seperti permintaan Raja Demit jiak dia memberikan sesuatu sebagai imbalan.
Memang, persekutuan antara Fahrullah dengan Raja Demit berlangsung cukup lama dan tidak terkontrol oleh guru Penulis, yang waktu itu memang sedang tidak ada di Solo. Karena beliau sedang menunaikan ibadah haji. Sepulang beliau dari ibadah haji, maka Fahrullah dipanggil olehnya agar jangan lagi melakukan perbuatan yang merugikan orang lain dengan cara membuat uang sihir atas bantuan Raja Demit.
Di depan guru kami, Malik berjanji untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Namun, setelah dia pulang ke Sidoarjo, perbuatan tersebut diulangi lagi. Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali.
Setelah peringatan ketiga tidak diindahkan, maka guru kami akhirnya bertindak tegas. Dengan paksa, Raja Demit teman Malik dipasung kemudian ditanam di gunung Galunggung.
Setelah Raja Demit tidak mendampingi Fahrullah, maka hilanglah kesaktiannya. Dia tidak bisa lagi membikin uang dari kertas atau daun.
Demikianlah salah satu contoh orang yang belajar ilmu gaib tetapi tidak mempunyai iman yang kuat. Oleh sebab itu, pesan kami kepada semua Pembaca, kalau ingin belajar ilmu gaib terlebih dahulu harus belajar ilmu-ilmu Fiqh, Tauhid, Akhlaq dan lain-lainnya agar jangan sampai tersesat dijalan yang tidak dibenarkan oleh agama.

KISAH PEMILIK UANG BALIK

Seorang wanita cantik memberinya selembar uang Rp. 50.000. Ternyata, ini adalah uang siluman, atau yang kemudian dikenal dengan nama Uang Balik. Uang inilah yang pada akhirnya membuatnya kaya raya. Lantas, apa yang kemudian terjadi….

Sebut saja lelaki yang sejatinya berwajah tampan itu dengan nama Danu. Penulis mengenalnya berkat jasa seorang teman, yang kebetulan juga temannya Danu. Seperti penuturan sohib Penulis itu, Danu memiliki kisah perjalanan hidup yang sangat mencekam. Seperti apa? Danu membeberkan kesaksiannya. Berikut ini kami jalinkan kisahnya untuk Anda…:


Malam itu, entah malam yang ke berapa kalinya aku dan isteriku harus tidur dengan menahan lapar. Maklumlah, pekerjaanku yang hanya sebagai pengepul barang rongsokan kelas teri, yang setiap hari keliling dari kampung ke kampung dengan sepeda butut, memang tidak menentu pendapatannya. Hampir setiap hari, kami hanya bisa makan dua piring nasi dengan sayur bening dan secobek sambal terasi. Kalau kebetulan dapat rezeki agak lumayan, barulah kami bisa makan dengan ikan goreng atau telur asin.
Kebetulan, siang hari tadi hujan turun lebat sekali, sehingga aku tidak bisa leluasa melakukan aktivitasku keliling kampung membeli koran atau botol-botol bekas. Alhasil, tak ada kelebihan uang yang bisa kubawa pulang, kecuali rasa letih dan kepala yang pusing akibat kehujanan hampir seharian.
Selepas sholat Isya, aku dan isteriku hanya makan sisa sayur asam yang tinggal airnya saja. Nasi pun hanya tinggal sepiring, dan kami makan bersama. Walau begitu, aku masih tetap merasa beruntung. Meski kehidupan ekonomiku carut-marut, isteriku tetap setia mendampingku. Dia juga termasuk seorang yang tekun dalam beribadah.
Ternyata aku tidak salah memilih Kartika sebagai pendamping hidupku. Dia tak hanya cantik dan salehah, namun dia juga isteri yang sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan. Namun, cintanya yang tulus ini membuatku merasa bersalah, sebab aku tdak bisa membahagiakan Kartika. Jangankan memberinya harta yang berlimpah, untuk memberi kehidupan yang layak saja aku tidak bisa melakukannya.
Sungguh, bila ingat semua itu, tak terasa air mataku menetes. Aku merasa telah menjadi lelaki tak berguna. Nasib buruk sepertinya telah menjadi bagian dalam hidupku. Bukannya aku pemalas atau tidak mau bekerja keras. Aku sudah berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki. Tapi tetap saja hasilnya pas-pasan.
“Tika, sampai kapan hidup kita akan begini terus?” cetusku sambil memandangi wajahnya yang ayu.
“Sabar ya, Mas. Mungkin ini cobaan dari Allah!” jawabnya singkat.
“Coba kalau dulu aku sekolah sampai sarjana, pasti hidup kita tidak akan susah begini,” kataku, menggerutu.
“Sudahlah, jangan menyalahkan keadaan, tidak baik terus-menerus mengeluh!” timpalnya dengan bijak.
Kartika, atau biasa aku memanggilnya Tika, memang selalu menjadi sumber pencerahan batin bagiku. Dia adalah apu semangat hidupku dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Setiap kali aku merasa putus asa, setiap kali aku terjatuh, maka dia selalu ada dan menjadi malaikat yang seolah tak pernah bosan mengulurkan tangannya untukku. Rasanya berdosa sekali bila aku menyatikinya.
Suatu malam, aku duduk menyendiri di bibir sumur tua yang sudah tak terpakai lagi. Jaraknya sekitar 50 meter dari belakang rumahku. Waktu itu, hatiku memang sedang galau memikirkan kenyataan hidup yang kualami. Sambil membiarkan lamunanku berkelana entah kemana, mataku seakan tak berkedip memandang langit yang penuh dengan taburan bintang. Apalagi, malam itu bulan sedang purnama. Sinarnya yang terang menjadi mahkota di malam nan sunyi itu.
Entah pukul berapa, aku tak tahu, sebab aku memang tak pernah memiliki jam tangan yang bagiku adalah sebuah barang mewah. Yang pasti, malam itu suasana sudah sangat sepi. Tak ada suara pun orang lewat. Bahkan suara jangkrik pun seolah tidak terdengar. Ya, malam yang hening. Rasa dingin mulai menyelimuti tubuhku.
Ketika menyadari kesendirianku yang sedemikian sempurna, tiba-tiba aku merasa takut sekali. Entah kenapa? Bulu kudukku mendadak merinding. Aku bergegas bangkit dari tempat itu. Namun, tiba-tiba aku tersentak kaget.
“Jangan pergi dari sini, kalau kamu ingin hidup kaya!”
Demikian kata satu suara yang tidak berwujud, yang membuatku kaget setengah mati.
Aku celingukkan, mencoba mencari sumber siapa pemilik suara itu. Tapi, jangankan orangnya, bayangannya pun aku tidak melihatnya.
“Siapa kau ini?” tanyaku, dengan bulu kuduk semakin berdiri meremang.
“Kembalilah duduk di bibir sumur ini, Sayang!” suara iu kembali terdengar. Astaga! Aku baru menyadari kalau suadara itu terdengar lembut sekali. Ya, suara seorang wanita. Tapi, siapa dia? Mengapa ada wanita tengah malam begini?
“Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu. Duduklah kembali di bibir sumur ini, Sayang!” katanya lagi.
Entah mengapa, sekali ini aku menuruti perintahnya.
“Lihatlah ke dalam sumur dan tolong keluarkan aku dari dalam sumur ini,” pinta suara itu dengan nada lembut penuh permohonan.
Seperti terhipnotis, aku langsung melolong ke dalam sumur. Aneh bin ajaib! Di dalam sumur yang sudah tidak terpakai selama bertahun-tahun ternyata memang ada seorang perempuan. Dengan sigap aku kemudian berusaha mengeluarkan wanita cantik itu. Anehnya, saat itu, entah mengapa rasa takut yang tadi menyergap batinku telah hilang entah kemana. Bahkan, demi melihat kecantikan wanita itu, rasa takutku malah berubah menjadi rasa cinta dan sayang. Padahal, jelas aku tidak pernah mengenal, atau melihat wanita itu sebelumnya.
Kejadian selanjutnya sungguh terjadi di luar akal sehat. Nafsu birahiku tiba-tiba bergejolak saat melihat paha wanita itu tersingkap karena tertitup angin malam. Dan entah siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah bergumulnya. Ya, kami bercinta seperti laiknya sepasang kekasih yang dimabuk asmara setelah sekian lama tidak saling bersua.
Apa yang terjadi detik selanjutnya?
Aku terkulai lemas setelah menyemprotkan magma kenikmatan pada sesosok wanita cnatik tersebut. Entah berapa lama kami bercumbu. Yang pasti, sebelum pergi, wanita cantk itu memberikan selembar uang lima puluh ribuan rupiah padaku sambil berkata, “Uang ini sebagai awal dari kekayaanmu, Sayang!” Setelah itu dia pergi, dan bayangannya pun lenyap di telan gelap malam di ambang subuh.
Aku tertegun dan bingung. Aku sulit mempercayai apa yang barusan terjadi. Kuraba saku bajuku, ternyata selembar uang lima puluh ribuan rupiah itu benar-benar ada….
Pagi hari setelah kejadian ini, kepada Kartika aku pamit mencari rongsokan seperti biasanya. Tapi sebenarnya aku tidak mencari rongsokan. Aku masih bingung dan cemas bila teringat kejadian semalam.
“Apa sebenarnya maksud uang ini?” batinku sambil memegang uang Rp. 50.000 pemberi wanita misterius itu.
Meski pada awalnya sekedar mencoba-coba, akhirnya kubelanjarkan uang itu ke sebuah warung. Aku membeli beras, minyak goreng, telur dan beberapa makanan ringan untuk camilan isteriku. Setelah dihitung, jumlah belanjaanku Rp. 42.000. Jadi, aku masih menerima kembalian Rp. 8000
Sesampainya di rumah, bukan main senangnya isteriku. Dia menyambutku dengan rasa syukur.
“Alhamdulillah, akhirnya Mas Danu dapat rezeki kan?” ycap Kartika, memanjatkan rasa syukurnya.
Aku tersenyum, pura-pura ikut mengucapkan syukur. Dalam hati aku tetap berniat akan berusaha untuk menjaga rahasia ini.
Setelah menyerahkan belanjaan itu kepada Kartika, aku bergegas mandi. Saat kulepas bajuku, tiba-tiba uang Rp. 50.000 ribuan jatuh dari saku saku bajuku. Aku terpana dibuatnya. Aneh, bukankah uang itu sudah habis kubelanjakan? Lantas, kenapa bisa balik lagi ke saku bajuku?
Lambat laun akhirnya aku mulai menyadari bahwa uang Rp. 50.000 pemberian makhluk misterius itu memang bukanlah sembarang uang. Mungkin, ini adalah uang siluman? Atau mungkin pula ini yang dinakaman Uang Balik?
Pada awalnya, batinku gelisah karena kenyataan ini. Namun celakanya, lambat laun aku malah menikmati keanehan ini. Mungkin, karena semakin hari uangku semakin banyak. Bayangkan saja, setiap kali aku belanja uangku pasti kembali utuh. Bukan hanya barang yang kubeli yang kuterima, tapi sekaligus juga uang kembaliannya.
Untuk menghindari kecurigaan isteriku, aku berdalih bisnis barang antik dengan orang kaya. Karena ketulusan cintanya, isteriku percaya saja dengan kebohonganku.
Berkat Uang Balik itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama, aku mampu membeli rumah, sawah, dan beberapa areal tanah yang cukup luas. Pekarangan yang luas tersebut aku kapling-kapling menjadi rumah, kemudian aku jual perunit. Maka jangan heran bila akhirnya aku mampu membeli mobil, juga rumah mewah beserta isinya.
Tahukah, ada satu hal yang harus kulakukan untuk mempertahankan kekayaan yang kumiliki. Setiap malam Jum’at Legi, aku harus melayani isteri gaibku yang bersemayam di sumur tua belakang rumah kami. Isteri gelapku ini bernama Puteri Sanca. Dia berasal dari bangsa lelembut. Dari Puteri Sanca tersebut kekayaanku bersumber.
Sampai sejauh ini Kartika, isteriku, tidak pernah tahu sepak terjangku. Dalam hati, sebenarnya aku merasa berdosa. Tapi biarlah semua ini menjadi rahasia hidupku.
Terlepas dari semua itu, setiap toko atau warung yang baru aku beli, entah itu beli semen, emas atau apa saja, uang dariku pasti hilang tak berbekas. Dan uang itu sebenarnya tidak hilang, tapi uang itu kembali padaku. Memang, banyak orang yang curiga padaku, tapi mereka tidak bisa membuktikan kecurigaannya itu. Apalagi aku selalu berbuat amal baik dengan membagi-bagikan sembako. Terutama setiap menjelang lebaran dan menjelang Ramadhan.
Aku juga selalu menyantuni anak-anak yatim piatu. Jadi, sepertinya aku bersih di mata masyarakat sekitar. Seiring dengan itu, kekayaanku semakin melimpah ruah. Dan yang membuatku bahagia Kartika, isteriku, bisa tersenyum senang dan hidup mewah.
Di luar sepengetahuanku, rupanya secara diam-diam ada orang yang merasa tertipu oleh ulahku mencari orang pintarl Akhirnya, orang itu menemukan penangkalnya. Dan orang ini memberikan rahasia penangkal ini kepada pemilik warung atau toko yang lainnya.
Apa yang kemudian terjadi?
Entah bagaimana, setiap aku membeli sesuatu, uangku tidak kembali lagi seperti biasanya. Bahkan uangku yang kusimpan dibrangkas, tiba-tiba lenyap tanpa sebab. Karena itulah, dalam waktu singkat, hartaku mulai menipis. Aku benar-benar shock dengan kenyataan ini.
Sementara itu, tanpa kuduga isteriku juga mulai curiga dengan sepak terjangku. Dia berusaha menyadarkanku, tapi aku menangkisnya dengan kera.
“Aku tidak sudi Mas mencari harta dengan bersekutu dengan setan. Itu namanya murtad, Mas!” kata isteriku, suatu malam. Baru kali ini kulihat dia berkata keras seperti itu kepadaku.
Bukannya insyaf, aku malah menendang dan menamparnya. Aku benar-benar berubah beringas, terlebih setelah tahu kalau isteriku ternyata mencari orang pintar dan menyuruh orang untuk menguburkan uangku di kuburan.
Setelah mengetahui perbuatan Kartika ini, dengan kejam kuinjak-injak tubuhnya. Untung para tetangga segera menolongnya. Kalau tidak, mungkin aku telah membunuh isteriku sendiri.
Dengan kalap aku berlari menuju sumur tua tempat puteri Sanca. Aku berteriak-teriak memanggil namanya. “Keluar puteri Sanca! Tolong aku. Beri aku uang. Aku tidak ingin jatuh miskin, aku tidak ingin jadi kere!” Pintaku menghiba.
Tiba-tiba dari dalam sumur tua tersebut keluar seorang nenek renta berbaju compang-camping dan berbau anyir. Orang-orang yang melihatnya pada muntah dan menutup hidungnya.
“Pergi kamu nenek busuk! Aku mau puteri Sanca, bukan kamu!” bentakku setelah meludah karena rasa jijik.
Nenek itu tertawa menyeramkan. “Puteri Sanca itu ya aku. Ayo sini. Kamu telah melanggar kesepakatan, sudah dua malam Jum’at, kamu tidak memenuhi hasrat birahiku!” ucapnya sambil berusaha menyeretku ke dalam sumur tua.
Melihat itu, isteriku berusaha meraih tanganku. Aku sendiri terus meronta melakukan perlawanan.
“Kartika toloong aku…tolong aku!” pintaku setengah putus asa. Percuma saja, puteri Sanca yang ternyata siluman tua renta berhasil menyeretku masuk ke dalam sumur.
Kudengar saat-saat terakhir isteri berteriak pilu memanggil namaku. Dan suara isteriku itu rasanya begitu nyeri terdengar di telingaku. Selanjutnya aku tidak mendengar apa-apa lagi. Pandanganku jadi gelap dan pekat….
Saat siuman, kudapati diriku berada di ruang perawatan sebuah rumah sakit. Sekujur tubuhku terasa nyeri. Namun, rasa nyeri itu seakan lenyap saat kulihat Kartika menatapku dengan senyum, walau kulihat matanya bengkak dan merah.
“Apa yang terjadi denganku, Tika?” tanyaku.
Kartika tak menjawab. Dia berusaha menenangkanku,. Di saat yang sama, baru kusadari kalau di dalam ruangan itu ada juga ayah dan ibuku, kedua mertuaku, juga seorang lelaki tua bersorban putih, yang belakangan kuketahui namanya sebagai Kyai Abdullah (samaran).
Nah, Kyai Abdullah inilah yang kini membimbing pertobatanku. Belakangan aku tahu kalau pada hari itu, aku benar-benar jatuh ke dalam sumur tua tersebut. Untunglah para tetangga menyelamatkanku, walau beberapa persendianku dinyatakan patah oleh dokter.
Kini, aku telah sembuh dan sehat wal’afiat. Satu hal yang paling kusyukuri, Allah SWT masih memberiku panjang umur, sehingga aku bisa melakukan tobatan nasuha. Walau kekayaanku telah habis, namun aku bersyukur sebab masih memiliki Iman Islam. Dan, aku juga masih bisa merasa bangga sebab memiliki isteri salehah seperti Kartika.
Dengan sedikit sisa uang yang ada, Kartika kini membuka sebuah warung kecil-kecilan, sedangkan aku tinggal di pesentran milik Kyai Abdullah. Entah untuk berapa lama lagi….

Aneka cara Datangkan Uang Gaib

Cara Bikin Uang balik
Caranya
1. Sediakan 1 gelas yg diisi air setengah
2. Uang lembaran bebas 10rb, 20, 50,atau 100ribu sdh pasti enaknya 100rb
3. Sediakan tempat yg gelap dan bersih
3. puasa 1 hr hari Kamis dan buka hari Jumat jangan tidur
4. Baca doa jam 10 malam sampai subuh
5. Taruh uangnya diatas gelas yg berisi air tapi jangan dcelupkan di air di hadapan kita waktu zikir
Baca:

MATAZIN, KALIMATIN ZINUN MA ZINUN (tanpa itungan pokoknya dari jam 10 sampe subuh) sambil bakar menyan, madat dll sajen yang komplit nanti ada sinar putih yg pas tepat diatas uang  dan gelas tunggu jangan takut sampai berbentuk khodam setelah itu kalian bilang hajat pengen uang balik bila sukses uang itu melipat sndiri dan masuk ke gelas yg berisi air setengah itu tetap zikir trus ampe subuh jgn berhenti walaupun tuh dah sukses selesaikan sampai subuh
LARANGANNYA
Jangan dibelanjakan diwarung2 kecil nggak akan kembali lg jd hak milik orang lain yang punya warung…cukup di swalayan atau toko2 besar saja uang tersebut hanya bisa buat 3 bulan saja kalau mau memperpanjang ritual lagi seperti yg diatas

ILMU – ILMU DANA GHOIB

Silahkan anda amalkan ilmu2 dana goib dibawah dan WAJIBBAGI YG SERIUS MAU MENGERJAKANNYA tulis nama,tanggal lahir,tempat anda tanggal,nama ortu…saya akan bantu jg buat nariknya supaya bs ketemu dengan anda tapi jangan lupa setelah berhasil jgn lupa sedekahkan 2.5% uang nya . para sesepuh disini minta doanya biar brhasil…. seikhlasnya saja bwt pengganti sajen..anda ga bakalan rugi ko dapat milyaran atau triliun kalau anda sedekahkan sebagian uang anda
Khodam uang(dgn cara mengetuk pintu sangat keras)
syaratnya
puasa 1 hari hari kamis
sajennya
Dupa gunung kawi
rokok gentong yang ada gambar gentong dan bambu dibungkusnya
mantranya
YA BARSIKUN IPATU MATU MARUN
waktu mau masuk wirid jgn ada orang siapapun yg tahu
setelah khodam datang menggebrak pintu depan anda hanya anda yg dengar yg laen ga dengar padahal sangat keras baget ..langsung anda bukakan jangan takut kalau takut baca 100x Al ikhlas atau istigfar saja lalu anda ucapkan salam ke khodam tersebut khodam itu bilang pengen apa lalu anda tunjukkan uang saya pengen uang yg kyk gni sebanyak mungkin lalu uang tu di ambil ma khodam tersebut stlh tu di kembalikan lagi kepada anda lgsg anda gosokan uang tu taro ditangan kiri lalu anda gosok pake tangan kanan uang tersebut dari atas sampe bawah nanti akan jatuh lembaran uang yg sama lakukan berulang ulang
ingat sebelum wirid jangan memikirin jin yg seram atau papun pikirin yg datgan seperti wujud manusia
terus jgn pnya rasa serakah atau mikirin setelah dapat uang buanyak saya pengen beli ini itu jgn lakukan tu karna pasti gagal total jin ngak bakalan datang…niatin buat nolong orang dan bayar hutang hutang anda dan bekal hidup di dunia dan akherat juga minta prtolonganNya

KHODAM LILIN MERAH (BISA SGALA MACAM HAJAT TAPI KHUSUS UANG)

syaratnya :

sediakan 3 batang lilin warna merah 3 batang
tulis pake spidol hitam
lilin pertama penuhi tulisan Dasturin pake bhsa arab
lilin kedua penuhi tulisan ya akhlal sama pake arab juga
lilin ketiga penuhi tulisan wakti pake bahasa arab jUga
bs ritual mlm selasa n mlm jumat
puasa 1 hari kalo malam selasa berarti senin puasa kalo malam jumat hari kamis puasanya
sediakan 2 tasbeh

mantranya:

Dasturin ya akhlal wakti
cara wiridnya
pegang tasbih ditangan kiri n kanan…baca mantranya ditangan kanan tasbih ampe hitungan 17 nah berarti ditasbeh kiri baru hitungan 1 bgtu strusnya ampe jinnya muncul sebutkan keinginan anda
jangan lupa pas wirid nyalakan 3 lilin tersebut
kalo jinnya datang bilang MATURIDU (ada apa manggil saya)
tinggal anda jawab saja keinginan anda..................

KHODAM UANG YG KEDUA

syaratnya
sajen komplit
puasa hari kamis dan ngak tidur malam jumat buka jumat pagi

Mantranya:
Allohumma Robbana anjil alaina rupiatan minas samai takunulana indalil awalina walakhirina waayatan minka warjukna waanta khoerurrozikin baca 113x
kalo khodam yang ini tergantung minyak semakin minyak mahal maka makin banyak uang yg diperoleh dan PASTI
  19 NAMA JIN KAYA RAYA
syaratnya
1. dupa gunung kawi
2.minyak japaron 3 mili gram
3.maliki buhur(madat)
4.campuran 3 minyak yaitu minyak melati,cendana,rose smwanya hanya 3 mili gram
5.kopi pait,kopi manis,teh pahit,teh manis,air putih,susu putih semuanya hanya 1 gelas
6.bunga 7 warna
7.kelapa hijau
8.pisang raja
9.kue pasar
10.ayam jago..engkung jago(warna hitam da khusus tp boleh cemani anda hrs beli sndiri sampe motong n bakar tu ayam hrs sndiri ga boleh diwakilkan
setelah itu anda
1.pada hari jumat kliwon lakukan mandi keramas tepat jam 12 mlm niatnya” topo broto 30 jam untuk minta uang sebanyak ……rupiah berupa uang kontan untuk bekal ibadah karena allah baca 3x”lalu guyurkan air ketubuh anda sampai rata,setelah selesai bekas air ditubuh todak boleh dikeringkan biar mengering sndiri
2.ambil wudhu
3.pilih ruangan sunyi yg tertutup dianggap aman,sunyi,ada pintu untuk menutup ruangan agar tidak ada sinar masuk ruangan,karena hakekatnya ini laku poso pati geni didalam kamar tertutup
4 segala sajen taro didepan anda
5.bakar dupa
6.minyak japaron,melati,cendana,rose dibuka dan sebagian dioleskan pada bunga 7 warna
mantranya
Anjan anjan kumayan ono wetan aku nyegat metu kulon
anjan anjan kumayan ono kulon aku nyegat metu wetan
anjan anjan kumayan ono kidul aku nyegat metu lor
anjan anjan kumayan ono lor aku nyegat metu kidul
anjan anjan kumayan ono ndhuwur aku nyegat metu ngisor
anjan anjan kumayan ono ngisor aku nyegat metu tengah

NAMA - NAMA JIN :

01.jin haruto
02.jin maruto
03.jin mayongga moyongkoro
04.jin anjani putih
05.jin arromaniyah
06.jin arrumaniyah
07.jin aba yusup
08.jin abdul wahid
09.jin abdul gofur
10.jin sarifudin
11.jin abyad
12.jin muroh
13.jin burqon
14.jin syamhuris
15.jin madahib
16.jin alhamir
17.jin maimun
18.jin annas
19.jin muta’alim

sampeyan tak perintah dening aku,njupukno duwit zakat ing sopo cino sak kota ........( nama kota yang anda maksud ) akehe……( sebutkan jumlahnya ) rupiah rupo duwit kontan.lan payu neng alamku.
lakukan wirid trus menerus sampai ada yg datang.
jgn takut tenang saja klw dy datang sudah bw uang tersebut depan anda
jika benar benar uangnya sudah ada didepan anda maka lakukan penguncian
doa kunci uang ketika sudah di depan mata.

1.astagfirullahal azim aladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyumu waatubu illahi baca 100x
2.asyhadu alla illa ilaaha illalah,wa asyhadu anna muhammadar rosullulah baca 33x
3.allohumma shali alla sayyidina muhammadin shallatan ridha wardhaan ashhabihi ridhaaridhaa baca 33x

SEMOGA BERMANFAAT DAN ANDA BERHASIL...................

Rahasia Ratu Kidul ( Ratu pantai Selatan )

Fenomena gaib Kanjeng Ratu Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan sangat terkenal di jagat mistik Nusantara. Beragam versi cerita sudah banyak dikemukakan. Bahkan diangkat ke layar lebar.

Sejumlah saksi yang pernah melihat sosoknya banyak dipaparkan. Tetapi siapakah sebenarnya perempuan yang ditahbiskan sebagai Penguasa Laut Selatan itu?


1. Legenda

Ada 2 versi cerita/legenda mengenai keberadaan Kanjeng Ratu Roro Kidul yaitu: Pertama, cerita tentang Kanjeng Ratu Roro Kidul yang berasal dari manusia, kemudian masuk ke alam gaib (jin).

Dikisahkan bahwa Kanjeng Ratu Roro Kidul adalah puteri seorang raja dari isteri pertama. Suatu ketika terjadi intrik dalam kerajaan yang dipicu oleh kecemburuan isteri-isteri raja yang lebih muda. Akibatnya, Kanjeng Ratu Roro Kidul dan ibunya diserang suatu penyakit aneh (teluh/santet) dan diusir dari kerajaan. Si ibu menemui ajal, sedangkan Roro Kidul mencari kesembuhan dengan berdiam di kawasan pantai selatan. Disini, ia berjumpa dengan jin penguasa laut yang menjanjikan kesembuhan penyakitnya tetapi dengan syarat Roro Kidul harus ikut ke dalam kerajaan lautnya. Roro Kidul menyanggupinya. Selanjutnya, Kanjeng Ratu Roro Kidul diangkat menjadi ratu setelah penguasa sebelumnya meninggal.

Uniknya, asal usul daerah Roro Kidul itu juga beragam. Ada yang mengisahkan, Roro Kidul berasal dari tanah Jawa. Tetapi ada juga cerita Kanjeng Ratu Roro Kidul itu adalah kakak dari Saribu Raja yang merupakan keturunan Raja Batak. Nama asli Kanjeng Ratu Roro Kidul adalah Biding Laut.

Kedua, cerita rekaan buatan manusia. Cerita ini berkaitan dengan kisah Sultan Agung, penguasa Kerajaan Mataram. Dikisahkan, ketika Sultan Agung berkuasa, dia berharap agar rakyatnya hidup tentram dan tidak berniat melakukan pemberontakan sebagaimana pernah dialami kerajaan-kerajaan pendahulunya seperti Singosari, Majapahit, Demak, dll. Didorong untuk mencegah terjadinya pemberontakan itulah Sultan Agung mengeluarkan maklumat seputar kebesaran Kerajaan Mataram.

Sultan Agung mengklaim bahwa kekuasaannya bukan hanya meliputi tanah Jawa melainkan mencakup lautannya. Agar supaya klaimnya menjadi logis, maka Sultan Agung memaklumkan pula bahwa dia menjalin kerjasama dengan Kanjeng Ratu Roro Kidul, Penguasa Laut Selatan.

Strategi ini cukup jitu mengingat budaya dan tradisi Jawa yang kental dengan aroma mistik. Bahkan beredar pula cerita bahwa pada bulan Suro (Muharram), masyarakat tanah Jawa dilarang mengadakan pesta atau hajatan, karena di bulan itu Kanjeng Ratu Roro Kidul sedang menyelenggarakan hajatan di kerajaan lautnya. Padahal alasan sesungguhnya karena di bulan Suro itu penguasa Mataram mengadakan pesta, seperti pernikahan kerabat kerajaan.

2. Penuturan beberapa orang saksi yang pernah bertemu Kanjeng Ratu Roro Kidul

Pertama, Pengalaman seorang Ibu Rumah Tangga di Kec. Ciemas Sukabumi.

Cerita ini tiada lain datang dari seorang ibu rumah tangga yang sekarang di kenal menjadi seorang dukun (Tabib) yang berdasarkan beberapa penuturan bahwa kekuatan yang menjadikan dirinya menjadi seorang dukun adalah berkat bantuan dari Kenjeng Ratu Roro Kidul. Kebanyakan orang telah mengakui kesaktiannya sehingga tak heran banyak kalangan pejabat yang telah meminta bantuannya untuk kelangsungan karirnya. sehingga tak pelak kekayaan dari seorang ibu separuh baya ini telah melimpah ruah hasil dari menajdi tabibnya ini. Karena setiap yang datang kesana selalu memberikan materi yang jumlahnya yak sedikit, bahkan pemberianya itu bisa langsung berwujud mobil mewah dan yang lainnya.

Beliau ini adalah memiliki nama KUJUN, Penulis sering memanggilnya Bi Kujun tempat tinggalnya masih satu kecamatan dengan penulis namun berbeda Desa. Dahulu kala, sekitar tahun 70-an yang lalu saat itu dirinya merupakan gadis desa yang disaat usianya yang masih muda dirinya udah di nikahkan oleh kedua orang tuanya sama laki-laki tetangga kampugnya. Khidupan rumah tangganya tidak se indah yang mungkin di alami oleh pasangan suami-istri yang lainnya, namun rumah tangganya selalui di hiasi oleh percekcokan dan tak pelak dengan pertengkaran yang hebat serta mendapat perlakuan yang kasar dari suaminya ini.

Suatu hari tepatnya sore hari saat itu siang sudah menuju malam yang di tandai oleh mulai berkomandangnya adzan magrib dari setiap penjuru masjid di berbagai kampung yang letaknya lumayan berjaihan antara kampung yang satu dengan yang lainnya, jalanan sepi dan mulai gelap karena waktu itu belum ada yang namnya listrik apalagi alat komunikasi dan informasi seperti televisi dan yang lainnya, tiap keluarga hanya mengandalkan lampu cempor untuk penerangan setiap rumah panggungnya apabila malam tiba. kala itu, Bi KuJun ini sudah mendapatkan perlakuan yang buruk dan diusir oleh suaminya. Sehingga dengan hati yang pedih, mata yang terus berlinang dan pikiran yang tak tentu tujuan memaksakan diri keluar meninggalkan rumah menggunakan pakaian seadanya melangkahkan kaki hendak menuju rumah orang tuanya yang lumayan jaraknya cukup jauh apalagi malam mulai gelap sementara kendaraan umum belum ada waktu itu. Dengan pikiran yang kalut, dirinya mencoba menyusuri jalan, melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah walaupun dirasanya cukup berat untuk di langkahkan. Lamaunan & pikiran yang semerawutnya membawanya sampai kealam bawah sadar, dan waktu itu tiba-tiba seperti melihat arak-arakan ratusan aneka mobil yang membawa berbagai macam kebutuhan; beberapa mobil truk membawa beras, kelapa, sayur-mayur, daun pisang dan janur serta banyak lagi yang lainnya. Percisnya rombongan itu seperti membawa barang-barang yang mau mengadakan pesta besar-besaran. Tiba-tiba diantara gerombolan antrian mobil itu terdapat sedan mewah yang didalamnya terduduk seorang putri nan cantik yang kemudian sengaja berhenti di depan Bi Kujun ini, kemudian putri ini mengajaknya untuk masuk kedalam mobilnya. Akhirnya Bi Kujun pun masuk dan ikut diantara rombongan itu. Sepanjang perjalanan putri itupun meminta penjelasan kepada dirinya kenapa dia ada terlunta di jalan dikala hari menjelang malam seperti itu dan Bi Kujunpun menjelaskan semuanya. Kemudian putri itu mengajaknya untuk ikut ke Keratonnya dan tinggal bersama dirinya. Karena tak ada pilihan lain, akhirnya Bi Kujunpun mengikuti semua ajakan dari putri ini.

Dalam pikiran setengah sadarnya, Bi Kujun ini melihat rombongan mobil setelah menempuh perjalan panjangnya tiba-tiba mulai masuk satu persatu ke dalam laut tepatnya di Pelabuhan Ratu dan seteleh mendapat penjelasan dari putri itu ternyata dirinya mengaku adalah Nyi Roro Kidul yang saat itu mau mengadakan pesta besar-besaran di dalam kerajaanya. Pantas saja karena waktu memang lagi musim kemarau dan daedaunan semua kena ulat dan hasil panen masyarakat kurang hasil. Sehingga masyarakat meyakini memang saat itu hasilnya sebagian di bawa oleh penguasa laut kidul itu.

Selama 3 bulan dia dianggap hilang oleh keluarganya sampai dicara ke mana-mana dan ditanyakana k beberapa dukun yang bisa melacak keberadaannya. Hamper semua dukun mengatakan bahwa dia memang masih ada dan dalam waktu tertentu dia akan kembali dengan keistimewaanya. Kemudian tepat 3 bulan dari sejak dia menghilang, diapun di antar kembali oleh pihak keratin nyi Roro Kidul.

Selama di keratin nyi roro kidul, ternyata dia di bekali berbagai ilmu baik kanuragan, ilmu sareat pnyembuh bagi orang sakit, ilmu peramal dan banyak lagi yang lainnya. Yang katanya kekuatannya itu di Bantu oleh kekuatan dari nyi Roro kidul itu sendiri. Sehingga Bi Kujunpun kini telah berubah menjadi seorang tabib sakti yang banyak diminta pertolongnya oleh orang-orang baik kelas ekonomi lemah bakan sampai pejabat sekalipun, dan kini seuaminyapun menjadi sangat dekat kembali dengan dirinya. Dia dipercayai bisa memenuhi segala apa yang saat itu di pinta pertolonganya baik kesembuhan sakit, minta naik jabatan dan yang lainnya. Sehingga tak heran jika imbalan di terima pun sangat wah…..!!! ada satu lagi yang menarik, pendapat dari beberap pasien yang pernah ke rumahnya…. Mereka mengatakan bahwa, di rumah sang tabib ini memiliki salah satu keanehan juga, dimana ketika kita minta sesuatu seprti minta apel maka tiba-tiba apel itu udah ada di hadapan kita.

Percaya atau tidak, tergantung orang yang mau mempercayainya. Untuk sekedar bertanya atau apa, Anda bisa bisa menemuinya mumpung biliau-nya masih ada. Datang dan temui dia di Kampung Cikira-Cibinong Desa Mekarja Kecamatan Ciemas Kabuapten Sukabumi.

Penulis tidak menyuruh anda percaya, tapi tergantung pada diri masing-masing. Jika kita umat islam, kita hanya percaya sama Allah SWT. Mungkin jika Bi Kujun ini memiliki keistimewaan, anggap saja itu suatu kelebihan dia yang telah allah rencanakan dan dia hanyalah sareat perantara. Kesembuhan dari sakit itu adalah atas ijin Allah, dan yang lainnyapun atas ijin Allah. Maka semuanya tergantung hanya pa Allah SWT, sebagai tuhan yang maha kuasa dan maha bijaksana.

Kedua, Adanya Kamar Nyi Roro Kidul di Hotel Samudra (Pelabuhan Ratu)

Banyak ceritra tentang keberadaan kamar yang di sediakan khusus untuk nyi Roro Kidul ini memang ada, yaitu tepatnya di salah satu hotel terbesar yang ada di Pelabuhan Ratu, tepatnya yaitu di Hotel Samudra. Hotel samudra memang hotel terbesar di Pelabuhan Ratu yang mungkin telah banyak di kenal oleh para turis baik lokal maupun internasional.

Kamar khusus Nyi Roro Kidul ini memang di sediakan khusu oleh pemilik hotel. yang konon katanya Nyi Roro Kidul memang memintanya dan dia sering datang ke Hotel tersebut. Jika anda sebagai orang yang sering penasaran atau ragu, silahkan datangi Hotel Samudra (Samudra Beach Hotel) di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat.

Ketiga, kesaksian Abdul (20 thn), warga Lomanis, Cilacap.

Suatu ketika, ia sedang bersantai di pantai pasir putih Pulau Nusakambangan. Menurutnya, dalam jarak sekitar 50 meter dari garis pantai, ia melihat Sang Ratu menaiki kereta kencana yang di iringi ratusan pengawalnya. Ia melihat gaun Sang Ratu sangat panjang yang membentang dibelakangnya.

Meski ia melihat mahkota di atas kepalanya Sang Ratu, tetapi wajahnya hanya terlihat dari samping. Penampakan yang ia saksikan sekitar jam 20.00 malam disusul dengan hilangnya kesadaran selama hampir satu minggu. Syukurlah, sejumlah Kyai berhasil menyembuhkannya.

Keempat, kesaksian Ahmad Durriati (70 thn), warga kotagede, Yogyakarta. Pengalaman pertama saat ia bersama putranya sedang mengadakan tirakat di pantai Parang Tritis. Menjelang tengah malam, suatu penampakan luar biasa ia saksikan yakni bangunan tembok setinggi sekitar 5 meter yang membentang sepanjang pantai.

Jaraknya kurang lebih 20 meter dari garis pantai. Di beberapa bagian bangunan tembok yang mirip benteng itu, ia dan putranya melihat sejumlah orang yang berada di atasnya, seperti sedang dalam posisi berjaga. Penjaga yang tegak berdiri dengan tombak ditangannya.

Pengalaman kedua terjadi saat ia sakit keras sehingga berada dalam kondisi koma. Dalam ketidaksadarannya itu, ia seolah berada dalam kerajaan Roro Kidul. Disana, ia melihat orang-orang yang sedang sibuk bekerja mendirikan tembok-tembok bangunan layaknya sedang ada pembangunan.

Uniknya, para pekerja memiliki ekspresi wajah memelas, seperti hendak meminta tolong. Mereka seperti bekerja dalam suasana keterpaksaan. Mereka bertelanjang dada dengan hanya mengenakan celana panjang lusuh. Selain itu, sejumlah pria berwajah bengis berdiri mengawasi para pekerja. Boleh jadi para pekerja itu adalah orang-orang yang ketika hidupnya kerap meminta pesugihan.

Selanjutnya, Ahmad Durriati menceritakan saat bertatap muka dengan Roro Kidul. Menurutnya, Sang Ratu duduk di atas kursi singgasana yang lantainya berkedudukan lebih tinggi dari tempat ia duduk. Sejumlah dayang-dayang berdiri sambil membawa kipas.

Kemudian Sang Ratu memberinya sebuah nasehat yang bermakna tauhid. ‘’Mintalah segala sesuatu kepada Tuhanmu. Jangan meminta sesuatu apapun kepada saya, karena saya tidak berhak memberikannya. Apabila ada manusia yang meminta sesuatu kepada saya. Sebenarnya tidak pernah sekalipun saya memberikannya. Kalau ada manusia yang memuja saya dan meminta sesuatu kepada saya, maka yang memberikan permintaannya adalah dari kalangan warga kerajaan yang memang hendak menyesatkan manusia.’’ Demikian kata Kanjeng Ratu Roro kidul.

Sebuh nasehat tauhid yang boleh jadi meruntuhkan semua anggapan bahwa Kanjeng Ratu Roro Kidul sering mengabulkan permintaan manusia yang minta berkah dan pesugihan darinya.

Menurut Ahmad Durriati, apa yang ia alami dalam kondisi koma itu seperti sebuah pemberitahuan bahwa pemujaan dan minta pesugihan hanya sebuah kesia-siaan yang hanya menjatuhkan diri dalam kemusyrikan.

Kalapun ada manusia yang berhasil memperoleh harta atau kedudukan dari hasil pesugihan, itu tidak lebih dari pemberian syetan yang memang bertugas menyesatkan manusia.

Dalam akhir perjumpaannya, Ahmad Durriati diberi pilihan antara kembali ke keluarganya atau tetap tinggal di kerajaan Laut Selatan. Ahmad memilih yang pertama. Kemudian Sang Ratu mengangkat tongkat dan memukul pundaknya. Seketika ia tersentak dan sadar dari kondisi koma yang ia alami selama beberapa hari.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan: pertama, sosok Kanjeng Ratu Roro Kidul tidak pernah ada. Ia hanya dongeng yang beredar secara turun temurun. Sebuah cerita yang tentunya dihasilkan begawan sastra yang sangat mumpuni dalam mengolah bahan cerita.

Ketiga, Sosok Kanjeng Ratu Roro Kidul benar-benar ada. Ia bisa saja berasal dari jenis manusia yang menjadi siluman atau termasuk bangsa jin. Asal daerah pun bisa dari tanah Jawa atau dari luar Jawa.

Berdasarkan pengalaman Ahmad Durriati, kemungkinan Kanjeng Ratu Roro Kidul tergolong jin Muslim yang meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Pesugihan Kera Putih

NGUJANG TULUNG AGUNG.jika kamu memasuki kota Tulungagung dari arah utara maka pasti kamu akan melewati desa Ngujang. Jika ada orang yang menyebut desa Ngujang maka yang terbayang pertama kali di benak orang yang mendengarnya adalah “kompleks” dan “”. “Kompleks” di sini adalah kompleks lokalisasi tempat para PSK (maaf) “menjajakan” dirinya. Sedangkan “kethekan” adalah sebuah tempat pemakaman umum yang menjadi tempat tinggal populasi beberapa ekor “kethek” atau monyet. Oleh sebab itulah tempat ini biasa disebut “kethekan” yang artinya tempat hidup monyet.MAU KAYA KLIK DISINI

“Kethekan” berada tepat di sebelah selatan sungai Brantas, di ujung utara desa Ngujang. Di sebelah selatan sungai Brantas sebenarnya ada dua tempat pemakaman umum, di sebelah timur jalan raya adalah makam orang Cina. Tempatnya agak tertutup karena di sekeliling makam dipagari hingga orang tak bisa masuk ke dalamnya. Pancen yo kuburan cino. Cino…. Cino…. Sedangkan di sebelah barat adalah makam umum, tapi kebanyakan adalah makam orang Jawa. Nah, makam inilah yang biasa orang sebut “kethekan”. Biasanya pada hari raya Idul Fitri, tempat ini ramai dikunjungi orang. Ibarat pasar, ada penjual makanan, mainan, dsb. Sekedar untuk berwisata atau geren. Tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang ingin berwisata.

Sejarahe Kethekan (Sumber dari : Juru Kunci Makam Desa Ngujang)

Dahulu kala, di desa ngantru ada sebuah pondok pesantren yang letaknya tak jauh dari desa ngujang. Sekarang pun, pondok itu masih ada dan masih eksist. Pada suatu hari, ada dua orang santri, laki-laki dan perempuan dari pondok tersebut yang bemain-main di sekitar makam. Dahulu tempat tersebut bukanlah makam, hanya tempat biasa yang rindang karena banyak pohon-pohon besar yang tumbuh di tempat itu. Sekarang pun pohon-pohon besar masih bisa kita jumpai di situ. Dua santri itu sengaja membolos dari pengajian untuk bermain-main di situ. Mereka bermain sambail memanjat pohon yang ada di situ.

Karena asyik bermain mereka lupa kalau ada pengajian pada hari itu. Mereka tidak datang dalam acara pengajian yang rutin diadakan pondok. Tiba-tiba seorang kyai dari pondok tersebut datang ke tempat tersebut dan bertemu dua santri tersebut. Kedua santri itu sedang memanjat pohon ketika pak kyai datang. Melihat ada dua santrinya yang tidak mengikuti pengajian, sang kyai pun menegur dua santrinya itu.

“Nduk.. le.. kowe opo ora ngaji to le? Kae lho deloken konco-koncomu podo ngaji neng pondok. Kowe kok malah penekan neng kene. Kayak kethek ae!” (Nak, kamu tidak ikut ngaji? Lihat teman-teman kamu sedang mengaji di pondok. Kamu kok malah memanjat pohon di sini. Seperti monyet saja!)

Menurut legenda, kata-kata kyai itu adalah kutukan bagi dua santrinya itu. Kedua santri itu konon menjadi monyet yang hidup di sekitar makam desa Ngujang. Monyet yang sering kita jumpai di sekitar makam desa Ngujang adalah keturunan dari dua santri yang dikutuk menjadi monyet oleh kyai pondok tersebut. Sejak saat itu, desa itu disebut sebagai desa Ngujang yang berasal dari kata pawejangan yang artinya tempat menuntut ilmu (pondok).

Deso Pesugihan

Menurut cerita penduduk sekitar, desa ngujang mempunyai tempat untuk mencari pesugihan. Tempat itu adalah “kethekan”. Konon, barang siapa yang meminta juru kunci untuk membantu mencari pesugihan maka ia akan diberi seekor monyet yang dijadikan sebagai ingon atau peliharaan untuk dapat mendatangkan rezeki. Tapi sebelum kamu diberi seekor monyet kamu akan diminta untuk melakukan suatu ritual terlebih dahulu. Dan setiap tahun pada tanggal 1 Suro, semua orang yang pernah mencari pesugihan di sini akan dimintai sumbangan tertentu untuk mengadakan ritual semacam selamatan. Semua orang yang pernah mencari pesugihan di sini akan diundang dalam acara selamatan tersebut.

Semalam diKeraton Pantai Utara

Tiap bulan pada setiap malam bulan Purnama adalah malam kemulyaan dan malam penuh kasih bagi bangsa jin. Mereka bersenang2 dan bahkan memberi ampunan bagi para tumbal2. Ampunan tersebut adalah istirahat tanpa siksaan selama bulan purnama. yang akan dilanjutkan dengan siksaan berlipat ganda setelah Purnama usai.

Bila bulan Suro menjadi hari kewajiban manusia untuk mengadakan ritual bagi para lelembut ini, maka malam bulan purnama adalah malam yang sangat spesial. Mereka berpesta pora dan melakukan hal2 kegiatan seperti layaknya gambar2 BB22 yang fotonya selalu dihapus oleh momod di server kaskus.



Malam bulan Purnama, adalah malam bagi para jin membagi2kan sesuatu di bumi. tentu saja tidak ada yang gratis bila berhubungan dengan mereka. karena sejatinya mereka memberikan sesuatu hanya secara lahiriah saja, tidak secara ikhlas seluruhnya.

Peringatan bagi Anda yang berada di pantai Utara / pantai selatan

kadang2 jin memberikan sesuatu, seperti makanan, atau emas, setelah mengambil benda tersebut Anda tidak dapat pulang

Kadang2 jin menyerupai wanita cantik, atau pria ganteng (bagi kaum hawa dan kaum ) untuk mengajak anda berjalan2 menyusuri pantai. tapi setelah Anda sadar Anda telah tenggelam.

Nelayan pun sering menangkap ikan yang lebih dari biasanya, tapi kapalnya tak bisa kembali kepantai.

MALAM BULAN PURNAMA BAGI MANUSIA

Banyak cerita-cerita rakyat, termasuk juga tradisi2 di berbagai belahan dunia yang tercipta karena momentum ini. Ada juga kebiasaan2 tertentu di beberapa agama dan kebudayaan untuk melakukan puasa selama tanggal 13, 14, 15 dalam kalender bulan. Orang jawa menyebut malam terang bulan sebagai “Padhang Mbulan”. Saat dimana anak2 mereka bermain-main berkumpul bersama keluarga dan teman2 di bawah cahaya purnama, melepas kangen. Suku Indian, penduduk native amerika, malah menamai setiap purnama yang terjadi dalam suatu siklus. Mereka mempunyai berbagai mitos tentang purnama ini. Dalam kalender China, setiap bulan ke 1 tanggal 15 juga ada festival lentera. Di masyarakat batak, mereka menyebut peristiwa ini poltak bulan purnama. Para pemuda-pemudi berkumpul, basanya dijadikan ajang mencari jodoh, nama acara di bulan purnama ini disebut gondang naposo. Pokoknya ada banyak kebudayaan dan legenda yang terbentuk karena peristiwa ini.

Menurut penuturan beberapa orang tua yang pernah saya jumpai, konon saat terang bulan adalah saat2 daya gravitasi dan kerinduan memuncak. Saat2 terjadi puncak romantisme berbagai mahluk dan benda yang bisa merasakan dan terpengaruh frekuensinya. Biasanya orang2 yang saling mengalami resonansi frekuensi getaran hati bisa saling merasakan perasaan rindu. Binatang2 juga katanya terpengaruh. Itu konon loh… ^ ^ … Dan puasa atau ritual tertentu yang dilakukan konon salah satu fungsinya adalah untuk membantu pengendalian diri agar tidak terlalu mabuk kepayang.

Ritual Sate Gagak ,aku jadi Kaya

Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Untuk menjadi pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para lelembut dari berbagai rupa.
Pada tengah malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang akan dijadikan lahan berdagang.
Sesampainya di tempat yang dituju, baca doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.
Ketika burung itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai degan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.
Pada saat bersamaan, para pembeli sate akan berdatangan. Mereka adalah arwah gentayangan dengan wujud yang beraneka rupa. Ada yang kakinya patah atau remuk, wajahnya rusak dengan darah yang mengalir deras, atau kakinya tinggal sebelah karena kaki yang lain terlepas. Pendeknya, wujud mereka sangat menakutkan dengan bau anyir darah yang mrenyengat.
Mereka berdatangan untuk merebut sate gagak yang dijual. Berapa pun harganya mereka akan membeli sate yang dijual itu. Kabarnya, seorang pedagang sate gagak di sebuah makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah mengantongi uang sebanyak Rp. 30 juta.

Ia berdagang dengan bantuan seorang paranormal yang mengetahui seluk-beluk perdagangan sate gagak. Syarat utama untuk meraup rezeki gaib itu adalah keberanian. Pasalnya, paranormal yang akan menjual sate itu dan Anda yang bertugas menerima uang dari para arwah. Tentunya, Anda pun harus berhadapan dengan arwah-arwah itu yang wajahnya amat menyeramkan
Jual Sate di Tengah Kuburan
PERILAKU supranatural tidak seluruhnya positif, kendati masuk kategori alternatif. Misalnya, untuk menjadi kaya, orang mencari pesugihan dengan makhluk halus untuk disuruh mencuri, jelas negatif nilainya. Sedang melantunkan doa untuk melancarkan rizki, termasuk alternatif positif.

Kini ada satu lagi yang meragukan kriterianya. Positif atau negatif, tidak jelas hukumnya. Kiat itu adalah, jual sate gagak di tengah kuburan.

Konon, seorang pemburu kekayaan berhasil mengumpulkan uang 30 juta rupiah semalam sepulang dari jualan sate gagak di lereng Gunung Bugel, Rembang. Pada tengah malam, ia menjadi pedagang sate bagi arwah gentayangan. Bahannya cukup seekor burung gagak hidup, bumbunya minyak Arrohman dan kemenyan.

Laku yang dikerjakan, tengah malam membawa burung gagak ke makam. Sampai tujuan, pawang baca doa sambil bakar kemenyan untuk membuka alam gaib sampai burung gagak yang dibawa berkaok.

Begitu terdengar kaok, burung gagak disembelih. Setelah bulu-bulunya dibersihkan, olesi dengan minyak Arrahman dan dipotong seukuran kemasan sate dan dibakar sebagaimana membuat sate.

Begitu asap mengepul, konon para pembeli berdatangan. Rumusnya, dilarang takut karena yang datang adalah arwah gentayangan dengan wujud beragam, persis seperti saat mereka mati. Ada yang kakinya remuk, wajah rusak dengan darah bertebaran dan sebagainya.

Mereka berebut sate gagak dengan melambai-lambaikan rupiah. Berapa tingginya harga yang ditentukan, mereka pasti setuju dan langsung menyerahkan uang. Sebab, sate gagak merupa-kan makanan nomor wahid bagi arwah gentayangan. Dari cerita masyarakat sekitar. konon seorang pedagang sate gagak di makam kawasan lereng Gunung Bugel, Rembang berhasil mengantongi uang sebanyak 30 juta rupiah dalam waktu semalam.
Tentu saja, untuk menjadi pedagang sate ga-gak, harus didampingi paranormal yang mengetahui seluk-beluk kiat alternatif itu. Syarat utama untuk meraup kekayaan dalam sekejap adalah keberanian. Sebab, paranormal yang dimintai tolong bertugas menjual sate, sedang klien bertugas menerima uang dari para arwah yang penampilannya mengerikan. Ini halal atau haram, entah.

Padahal, kalau ingin lebih aman, untuk berburu harta secara alternatif, tak harus dengan kiat memanfaatkan arwah penasaran. Tapi, memanggil jin muslim yang memiliki ilmu mengambil uang halal yang berasal dari bank jin alias uang yang bagi manusia merupakan harta yang tidak diamalkan.

Cuma, kiat itu hanya dapat dilakukan pemeluk Islam, karena untuk mencapai hasil maksimal, diperlukan pembacaan wirid yang harus dilantunkan pasca shalat fardlu selama seminggu.

Pesugihan Pandan Segegek pantai Trisik

Pesugihan, satu kalimat yang sudah teramat akrab di sebagian besar masyarakat Nusantara. Tak heran, jika hampir di seluruh daerah selalu ditemui tempat tempat mistis untuk ritual pesugihan itu. Misalnya di Pandansegegek, Kulonprogo, Jogjakarta. Bagaimana prosesi ritual dan tanggapannya dari tokoh spiritualis? Berikut liputannya.
Pantai Pandansegegek adalah kawasan di sepanjang barat Pantai Trisik. Sebagai daerah wisata alam, Pantai Pandansegegek nyaris tak dikenal. Selain pemandangannya jauh dari kesan indah, kawasan itu juga cukup terpencil dan terpisah dari penduduk asli setempat.
Pandansegegek, kini merupakan desa transmigran lokal di wilayah kabupaten Kulonprogo. Karena belum memenuhi persyaratan sebuah desa, pemukiman trans-lokal itu secara administratif menginduk atau masuk wilayah desa Karangsewu, kecamatan Galur.

Meski tak dikenal dan jauh dari kesan indah, Pandansegegek menjadi terkesan asing. Tetapi, rasa asing itu bisa memudar, ketika seseorang mengetahui sebuah lokasi gumuk atau dataran tinggi yang menyerupai gunung, di ujung barat pemukiman Trans-lokal Ring II. Gumuk itulah titik pusat dari yang disebut Pandansegegek, tempat ritual mencari pesugihan.

Dari kejauhan, Gumuk Pandansegegek tak nampak sebagai tempat ritual. Sebab, kawasan itu dikepung gundukan kotoran binatang, yang sengaja ditimbun untuk keperluan pupuk. Tak urung, tempat ritual itu pun dikerubungi jutaan lalat, kontras dengan bayangan orang tentang sebuah tempat ritual yang seharusnya bersih dan keramat. Ada dua gubuk reyot di puncaknya, yang sengaja dibuat untuk para pelaku tirakat yang hendak bertapa.

Berada di puncak Gumuk Pandansegegek, suasana angker lebih terasa karena adanya sejumlah sesaji dan tungku tempat pembakaran dupa. Selebihnya, situasi angker tercipta karena rimbunnya pepohonan yang didominasi oleh ilalang yang tumbuh liar. Tak ada benda keramat di tempat itu, kecuali sebuah batu cadas yang terlihat sengaja dipasang sekedar tanda tempat menaruh sesaji. Sulit mempercayai tempat itu sebagai tempat ritual, bila tak melihat langsung seseorang yang sedang laku tirakat di tempat itu. Beruntung, belum lama ini kami mendapati seorang perempuan usia 30-an tahun yang sudah 3 hari bertapa.

Ujub Kepada Ibu Ratu Kidul

Dari berbagai penelusuran yang dilakukan, Pandansegegek tak memiliki juru kunci baku. Para pelaku tirakat lebih sering datang dari jauh, dan atas petunjuk guru spiritualnya. Sugondo (30), warga asal Cepogo, Boyolali, yang kami temui di lokasi ritual mengatakan, kedatangannya ke Pandansegegek hanya untuk mengantar seorang teman. Kepada posmo, jujur Sugondo mengakui, temannya yang ketika itu sedang bertapa di dalam gubuk, bertujuan untuk mencari kekayaan. Teman Sugondo itu adalah perempuan, pedagang sayuran di pasar Giwangan, Jogjakarta.

“Teman saya itu dulu kaya. Tapi mendadak bangkrut. Lalu, dia nekat bertirakat. Sudah tiga hari ini teman saya puasa pati geni. Tidak makan tidak minum dan tidak boleh terkena ataupun melihat cahaya. Rencananya, empat hari ritual itu baru selesai. Tapi, tergantung apa sudah dapat wisik atau belum”, kata Sugondo.

Sugondo menyambung, permintaan di Pandansegegek ditujukan kepada Ibu Ratu Kidul alias Nyai Loro Kidul, penguasa Laut Selatan. Dari berbagai cerita pengalaman, kata Sugondo, godaan laku tirakat di Pandansegegek sangat berat. Misalnya, melihat mayat digotong secara berulang-ulang. Penampakan kepiting sebesar sepeda motor dan beberapa penampakan lain yang mengerikan. Jika sudah berhasil, menurutnya, pelaku akan mendapat wisik atau pesan gaib melalui mimpi.

Pandansegegek ternyata tak hanya dikenal sebagai tempat ritual pesugihan tuyul. Tapi, juga pesugihan jenis lain seperti Genderuwo atau Buto Ijo. Untuk pesugihan tuyul, warga sekitar mengatakan, pelaku tirakat yang berhasli akan bisa melihat wujud tuyul dan harus segera memasukkannya ke dalam sebutir batu atau kerikil. Dengan cara itu tuyul kemudian dibawa pulang.

Jika laku dan godaan ritual mencari pesugihan di Pandansegegek teramat berat, apakah hasil yang diperoleh cukup sepadan? Sugondo mengatakan, dari pengalaman beberapa orang hasilnya memang sangat memuaskan. Lantas, bagaimana dengan resikonya? Sugondo mengaku tidak tahu. “Setahu saya, jika gagal hanya pulang tanpa hasil. Itu saja”, ujarnya.

Sungguhkah laku ritual di Pandansegegek itu luput dari resiko? Jangan gegabah. Sebuah ritual pastilah ada sejumlah mahar yang harus dibayar. Berhasil maupun tidak, mahar dalam bentuk apapun tetap harus diberikan. Ibarat harus memilih, pelaku tirakat hanya punya dua pilihan, mukti atau mati. Ki Santoso Sejati, spiritualis di Jogjakarta yang kebetulan berasal dari Kulonprogo, mengaku sering mengobati pasien lumpuh yang diakibatkan oleh kegagalan laku tirakat di Pandansegegek. Menurutnya, laku ritual di Pandansegegek tergolong musyrik. “Meminta kepada selain Alloh itu berarti menyekutukan Tuhan. Dosanya tidak terampuni ”, tegasnya.

Ki Santoso Sejati menyambung, berhasil atau tidak, seseorang yang sudah mencoba ritual itu secara otomatis namanya langsung tercatat di alam gaib sebagai pengikut syetan. Jika gagal ritual, dampak negatif langsung bisa dirasakan. Misalnya, hidup menjadi tambah susah dan tidak jarang mengalami sakit berat yang tak bisa disembuhkan secara medis. Kalau berhasil, akibatnya setelah mati akan menjadi budak syetan. “Alam gaib itu memang ada. Demikian pula Ratu Kidul. Tapi perilaku manusia terhadap alam gaib yang tidak tepat, justru membawa pada kesesatan. Ibu Ratu Kidul tidak salah, manusianya yang salah. Lagi pula setelah saya deteksi, di Pandansegegek ini hanya ada beberapa Jim anak buah Ratu Kidul.”, pungkasnya.

Pesugihan sering beredar di Semarang

Heboh Hantu Cekik jelas bukan isyu isapan jempol. Ternyata, ada ilmu hitam yang memang bisa mengubah sosok manusia menjadi hantu jenis ini.
Ini masih berhubungan dengan teror Hantu Cekik yang melanda beberapa daerah di Kabupaten Demak, atau yang kemudian juga menyebar ke sejumlah daerah lain di Jawa Tengah. Menurut dugaan, apa yang disebut Hantu Cekik itu sesungguhnya adalah manusia setengah siluman yang gemar memangsa korbannya dengan cara mencekik leher dan menghirup sukmanya. Para pelaku ritual sesat ini kemudian dikenal dengan sebutan Dhamar Colok.
Istilah Dhamar Colok ini memang sudah tak asing lagi di telinga orang Jawa, khusunya daerah Jawa Tengah bagian utara. Kuat dugaan, kemunculan manusia setengah siluman ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah atas dikeluarkannya ketetapan hemat energi listrik dan BBM.

Seperti diketahui, di Demak mata pencaharian penduduk di dapat dari bertani, sehingga rata-rata orang Demak, khususnya yang tinggal di pedesaan adalah keluarga yang kurang mampu. Di daerah ini kita akan sering mendengar kata pepatah seperti ini; "Yen rendeng ora biso dodok, yen tigo ora bisa cewok." Arti dari pepatah ini, ialah: "Jika musim hujan turun tidak dapat duduk, jika musim kemarau tidak dapat cebok."

Memang benar, di Demak jika musim hujan turun tiap tahunnya sudah dapat dipastikan banjir akan melanda di setiap daerah se-Kabupaten Demak. Begitu pula jika kemarau tiba, akan sangat sulit mencari air akibat banyak sungai kekeringan, bahkan tanah retak-retak.


Sejak penduduk mengikuti anjuran pemerintah untuk menghemat energi listrik dan BBM, beberapa desa di Demak mulai sekitar jam 20.00 WIB, keadaannya sudah nampak sangat sunyi, dan gelap gulita. Bahkan, jarang sekali penerangan listrik atau lampu minyak yang dihidupkan di setiap rumah maupun jalan-jalan.

Mungkin keadaan yang seperti ini merangsang hasrat penganut Dhamar Colok, alias manusia setengah siluman ini untuk melakukan aksinya. Menurut penuturan psikolog dan paranormal Ki Ageng Quthub Melati, pada umumnya, ciri-ciri manusia Dhamar Colok ialah seperti manusia biasa. Namun, ada hal-hal spesifik yang bisa kita perhatikan sebagai ciri dominan mereka.

Biasanya, manusia Dhamar Colok tingkah lakunya seperti orang bodoh, suka menyamar seperti orang gila, penampilannya kotor dan lusuh, serta wajahnya suram. Hal yang paling khusus, biasanya dia lebih suka memilih tidur di kuburan. Hanya saja ketika berubah menjadi siluman, ada banyak keanehan pada bentuk fisiknya. Di antaranya, raut mukanya bercahaya hijau, tubuhnya berubah kekar hitam legam, tubuhnya sulit ditangkap maupun diraba, tapi bisa dirasakan keberadaannya.

Makhluk Dhamar Colok ini bisa ditangkap. Ini sangat mungkin terjadi jika kebetulan saat naasnya tiba. Atau bisa juga karena dia melanggar pantangan, sehingga akan luntur daya kekuatan gaibnya.

Kabarnya, kisah Dhamar Colok berasal dari tempat-tempat pesugihan. Ilmu hitam ini merupakan ilmu dari Bhuto Ijo. Bhuto Ijo tidak akan keberatan meladeni permintaan serta memberkan ilmu kepada manusia-manusia yang menghambakan diri kepadanya.

Kepada setiap pengikut-pengikutnya, Bhuto Ijo menjanjikan akan memberikan kesaktian ataupun kekayaan yang melimpah ruah. Asalkan si pengikut menyepakati sejumlah perjanjian khusus dan dapat memenuhi syarat-syarat yang menjadi ketetapannya.

Syarat dimaksud salah satunya biiasanya berupa tumbal nyawa manusia, yang jumlahnya ditetapkan oleh si Bhuto Ijo sesuai dengan tingkat kesaktian, maupun kekayaan yang diminta. Konon, sukma manusia yang dijadikan tumbalnya itu akan diambil oleh makhluk tersebut untuk dijadikan budaknya di alam lelembut sampai dengan akhir zaman.

Karena erat hubungannya dengan makhluk siluman, kemunculan manusia Dhamar Colok biasanya malam hari. Di saat hari gelap barulah dia akan beraksi. Dengan kesaktiannya, maka serapat apapun jendela dan pintu dikunci, makhluk aneh ini dengan mudah bisa memasuki rumah calon korbannya.

Perihal manusia aneh ini bisa memasuki rumah, konon karena dia bisa merubah diri menjadi cahaya hijau, sehingga bisa melalui celah-celah sempit jendela atau pintu. Setelah leluasa memasuki rumah, lalu di saat korbannya tidak sadar, manusia Dhamar Colok akan langsung mencekik leher korbannya, dan menghirup sukma si korban.

Apabila ada orang yang dicekik oleh Dhamar Colok tapi dia selamat, misalkan saja karena tertolong atau ketahuan warga, biasanya akan ada bekas cekikan di leher korban. Tak hanya itu, badannya juga akan mengalami panas, dingin, mata dan pikirannya kosong, bahkan selalu trauma dan ketakutan. Jika tidak diobati, maka orang tersebut bisa meninggal dunia secara tragis dan mengenaskan. Sungguh suatu pemandangan yang menyayat hati.

Masih menurut penuturan Ki Ageng Quthub Melati, untuk mengusir pengaruh kekuatan hitam Dhamar Colok, korban dapat disembuhkan dengan dibikinkan ramuan untuk mengobati dan menetralisir energi negatif yang tersisa di tubuh si korban. Ramuan ini sudah dipercaya sejak zaman nenek moyang silam.

Ada pula ritual lain lagi yang dipercaya ampuh untuk menangkal keganasan Dhamar Colok. Ritual yang terbilang unik ini lebih mudah dijalankan, tapi juga menggelikan, karena orang yang menjalankan ritual harus telanjang bulat sambil membawa syarat. Di antara syarat tersebut adalah kacang hijau, merica, garam dan tanah. Kesemua syarat tersebut sebelumnya sudah digoreng tanpa minyak (disangrai), bisanya alat untuk menggoreng bahan-bahan ini adalah apa yang disebut sebagai ngaron, yakni alat semacam gerabah yang terbuat dari tanah liat.

Setelah semua syarat tersebut dipersiapkan, segeralah mengelilingi pekarangan rumah sambil telanjang bulat. Nah, dalam memutari pekarangan ini biasanya ditutup dengan bilangan ganjil. Dengan ritual telanjang bulat, dipercaya sejak zaman para leluhur dahulu, dapat membuat manusia Dhamar Colok akan mengalami naas. Mengapa?

Sebab, melihat orang telanjang bagi manusia Dhamar Colok adalah suatu larangan. Disamping itu, banyak juga orang tua yang menyarankan, bila ingin terhindar dari kejahatan pengaruh ilmu hitamnya, dianjurkan untuk membiasakan tidur di lantai. Konon, tanah mempunyai energi positif, karena itu makhluk jenis ini tidak berani memangsa korban yang sedang tidur di lantai, sebab terasa panas baginya.

Iblis Dhamar Colok sangat takut sekali dengan berbagai ritual dan azimat penangkal di atas. Setiap kali setan ini beraksi, dan dia melihat azimat penangkal, maka dia akan segera kabur meninggalkan tempat yang diincarnya. Jika dia sampai melewati benda tersebut, sudah dipastikan seluruh kekuatan energinya akan musnah, dan dia akan berteriak keras sekali karena badannya terasa sakit semua seperti terbakar api neraka.

Dhamar Colok memangsa korbannya biasanya ditandai dengan berkelebatnya cahaya berwarna hijau. Dan sang calon korban seringkali akan merasakan capai, pegal linu, nyeri, dan kantuk yang sangat dahsyat. Suhu badannya juga naik turun, keringatpun bercucuran.

Maka dari itu jika ada orang merasakan tanda-tanda seperti itu diharapkan agar segera mengumpul dengan warga lain dan membaca doa. Jika tidak mengumpul dengan warga lain, maka ditakutkan dia akan langsung meninggal dunia akibat pengaruh hirupan penarik sukma ilmu hitam Dhamar Colok.

Djoeminati, warga Kopen, Brambang, Demak, menduga Dhamar Colok sedang meneror desanya. Hampir setiap malam warga meronda. Jika melihat bayangan hitam atau cahaya hijau berkelebat, maka dengan spontanitas warga segera beramai-ramai menabuh kentongan, lesung dan mengumandangkan azan sekeras-kerasnya untuk membangunkan warga.

Karena sudah banyak sekali yang menjadi korban keganasan manusia siluman ini, bahkan hampir setiap hari orang mati akibat ulah Dhamar Colok, maka warga daerah Demak trauma melihat dan mendengar kematian warga. Tentu saja kejadian ini meresahkan masyarakat.

Paranormal di Demak dan sekitarnya akhirnya turun tangan untuk mengatasi teror gaib ini. Salah satunya seperti dilakukan Ki Ageng Quthub Melati, ketua Bait Pacerahan Agung Sasmitaning Sukmo Sejati, dari Kahuripan, Demak. Semangat memerangi teror tersebut dia tunjukkkan dengan kegigihannya menyebarkan azimat penangkal kepada warga masyarakat di daerah TKP.

Masyarakat akhirnya mengadakan musyawarah, para tokoh agama, tokoh adat, paranormal, dan warganya, sepakat menyelenggarakan upacara Ritual Wilujengan Tolak Balak pengusiran manusia Dhamar Colok, yang dipimpin langsung oleh Ki Ageng Quthub.

Ritual yang diselenggarakan dilengkapi menyan, bunga, dan umbo rampe lainnya. Setelah upacara Wilujengan Tolak Bala, pengusiran itu dilaksanakan, dan terpasangnya setiap pintu rumah serta gapura-gapura jalan dengan azimat-azimat penangkal.

Akhirnya, makhluk itu menghentikan terornya. Entah daerah mana lagi yang akan menjadi korban keganasan Dhamar Colok. Namun, dengan kalimat majasinya Ki Ageng mengatakan, sejak diadakannya upacara pengusiran, manusia siluman itu lalu menjelma menjadi kenaikan BBM. "Bahkan tidak hanya warga Demak saja yang tercekik lehernya, namun rakyat se-Tanah Air," seloroh Ki Ageng.
Memang, banyak orang yang tidak percaya akan keberadaan Hantu Cekik, bahkan menganggapnya sebagai isyu yang terlalu dibesar-besarkan. Namun, kenyataannya makhluk ini, setidaknya dalam kajian kaum Paranormal, memang sungguh-sungguh ada. Setidaknya, cerita hantu satu ini juga telah melegenda di lingkungan masyarakat kita.
KONSULTASI Email ke : putusamodro@gmail.com
google_ad_client = "pub-6102853269265692"; google_ad_host = "pub-1556223355139109"; /* 300x250, created 3/3/11 */ google_ad_slot = "8655118434"; google_ad_width = 300; google_ad_height = 250; google_language = "en" //-->