UNTUK KONSULTASI SOLUSI SILAHKAN email ke : putusamodro@gmail.com

Asal Usul Bank Gaib II

Hingga saat ini masih menjadi perdebatan mengenai asal usul dana ghaib. Namun secara umum ada dua pendapat. Yakni, harta karun dari jin jahat (setan). Cara mendapatkan dengan cara mencuri dari manusia. Dan dari jin baik.
Keadaan alam ghaib seperti dengan alam manusia. Lengkap dengan pasar, jalan dsb. Tapi disana lebih indah. Entah sungguhan, atau rekayasa jin agar dapat mempengaruhi manusia. Mereka juga punya mata uang sendiri. Juga emas dan berlian. Disana jumlahnya lebih banyak. Namun sebagian berasal dari bumi manusia.
Karena harta yang terpendam memang akan di kuasai jin. Karena jin adalah partikel yang tidak setabil. Sehingga mereka mencari “sesuatu” yang dapat membantu kesetabilan. Karena dengan kesetabilan, mereka dapat lebih eksis dg kekuatan yg dimiliki. Disinilah hubungan mahluk ghaib dg benda-benda mulia. Secara alamiah, benda mulia adalah benda yg memiliki akatan atom yg stabil, satu benda mulia, akan dpt menarik ribuan mahluk halus disekitarnya. Seperti manusia, mereka akan membentuk komunitas bila mana disekitarnya terdapat sumber air.
Berbeda dengan benda keramat seperti keris, akik, atau lainya. Mahluk yang bersamanya lebih sedikit. Bahkan terkadang harus melakukuan ritual pemanggilan khusus untuk menstabilkanya. Akibatnya, benda keramat / sakti relatif lebih mudah ditarik dari pada logam mulia. (Emas, intan, permata).
AWAS PENIPUAN
Mengapa paranormal yang mengaku bisa mendapatkan dana ghaib dari bang ghaib tidak memngambilnya sendiri untuk keperluanya sendiri. Jawabnya sedikit klise, yaitu karena dana tersebut hanya diperuntukan bagi yang benar-benar memenuhi persyaratan atau yang berhak saja. Jadi sesakti apapun, tidak akan berhasil kalau mmemang Tuhan menilai bahwa paranormal tersebut tidak berhak mendapatkanya. Jadi paranormal hanya sebagai perantara untuk memberikan ritual. Memohon rejeki ghaib tersebut.
Namun akibat dari jawaban tersebut, banyak para normal atau yang berpura-pura menjadi paranormal memanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Dengan cara berpura-pura memiliki khodam yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan pengambilan dana ghaib. Karena memanggil khodam membuhtuhkan ubarampe, nah uba rampenya inilah yang sangat mencenangkan. Misalnya membeli minyak atau uang sebagai pemancing. Dan biasanya paranormal akan mengatakan’Semakin banyak uang pemikat, semakin banyak pula hasil yang diperoleh’
Kalo toh dana itu bisa keluar, apakah benar dana itu dari Bank Gaib? Bisa benar bisa tidak. Namun prosentase salah lebih besar dari kebenaranya. Karena biasanya dana itu keluar dari dana yang dikumpulkan pasien baru, dan diberikan ke pasien lama. Biasanya adalah yang sering kena tipu adalah orang yang tamak. Karena orang ini selalu memimpikan kaya mendadak tanpa usaha keras.
Dana Ghaib dari bank ghaib adalah dana yang didapatkan dari suatu alam yang dihuni mahluk ghaib. Meski derajatnya tidak sama dengan kemulyaan manusia, namun mahluk ghaib ini-Bangsa Jin- diberi oleh Tuhan kekayaan yang berlimpah-limpah. Diantara Jin tersebut ada jin jahat yang memberi berupa pesugihan, dan jin baik yang memberi dana tidak hitam, meski tiadak seratus persen putih.
Jika yang dihubungi adalah jin baik namun salah ritual, bisa-bisa yang datang adalah jin jahat yang akan memberinya dana hitam. Untuk mengetahui apakah jin itu jahat atau baik, cara yang paling mudah adalah dengan membaca surat Al Jin.
Siapapun bisa melakukan pemanggilan Jin. Namun apakah orang tersebut, mempunyai jantung yang kuat, ketika menyaksikan penampakan Jin. Sebab kemunculan Jin ini tidak bisa di duga. Demikian bentuknya, tidak bisa di prediksi. Bisa jelek, seram, sangat menyerampan, bagus atau sangat bagus. Dan untuk pemanggilanya dapat setiap saat dilakuakn tanpa ada waktu tertentu. Namun bagi orang awam, minimal harus menguasai ilmu terawangan.

Contoh Jin

  • Jin Hadirin. Kemunculan Jin ini, biasanya diawali dengan datangnya angin yang bertiup berputar-putar kemudian terkumpul dan membentuk mahluk kecil yang berlahan-lahan menjadi besar dan kemudian memperkenalkan dirinya sebagai jin. Cirinya: muka kasar, besar, agak persegi. Rambut pendek, tingginya seperti manusia normal. Jin ini memang sering digunakan untuk mencari dana, namun persyaratanya berat.
  • Jin Nasbin. Biasanya kemunculanya dengan suara hening dan tenang, tetapi biasanya terdengar suara berdebuk yang keras. Suara berdebum itu berasal dari bagian tubuh jin yang jatuh. Biasanya yang jatuh terlebih dahulu adalah kepalanya dahulu. Jika sudah berbentuk, tingginya dua kali ukuran manusia. Meski menakutkan, namum jin ini mempunyai harta yang disimpan dalam mulutnya.
Untuk mengambilnya, kita harus memasukan tangan di mulutnya. Padahal dari luar saja baunya tidak sedap. Mungkin ini termasuk jin yang baik dan tidak menetapkan suatu persyaratan. Namun, memasukan tangan kedalam ke-rongkongan yang berlumur lendir, bukanlah suatu yang mudah bagi yang suka kebersihan.

Pengalaman Penggangkatan Harta Gaib

pengalaman pribadi  seseorang Pencari Harta Gaib:
Cerita ini di mulai pada 3 tahun yang lalu, dimana teman mamat mempunyai saudara yang cukup mumpuni dalam bidang penarikan2 antara lain pusaka, mustika, benda gaib, dll.
kami bertiga pergi kesuatu bukit di daerah utara Jawa yang mana telah di deteksi kalo, bukit itu memang ada Harta Karunnya.
Beberapa sarana telah kami siapkan seperti jenis2 minyak, ubo rampe, dan segala macem ‘tetek bengek’ lainnya.
Kalo dari penelusaran hasil terawang dan komunikasi kami ( WFC dkk ), harta itu peninggalan zaman kerajaan Majapahit ( zaman Kerajaan ).

Kami disana setiap malam melakukan ritual dan baru hari ketiga ( 3 ) lah baru barang itu ( emas lantakan ) baru muncul sebanyak 25 batang dengan gambar mantan presiden Sukarno dan tercantum angka 9999. WFC juga ga ngerti kok di jaman prabu tajimalela telah ada gambar Sukarno.
Setelah semua itu selesai kami pulang kerumah masing2 dan barang hasil ‘tarikan’ itu kami ‘pagari’ agar tidak hilang kembali.
Hari ke 2 setelah itu, kami pergi kesalah satu sesepuh yang ada di JATENG untuk menanyakan ke aslian barang tersebut. Tapi setelah sampai disana dinyatakan barang tersebut memang kurang murni karena warna emas lantakan tersebut sudah agak kehijau2an menurut sesepuh itu, barang yang asli itu harus berwarna kuning murni dan ‘lembek’.
Usut punya usut dalam dunia per goiban ternyata barang yang berwarna agak kotor atau kusam seperti warna hijau, merah, coklat itu berada pada lapisan yang paling atas jadi yang asli justru berada paling bawah… ( ghoibya ini dapat menggeser dan mengecoh kita ).
Barang harta ghaib seperti ini memang ada tapi bagi kita yang kurang paham atau mengerti sebaiknya jangan mengikuti atau ikut2an karena dalam permainan ini atau pencarian ini diperlukan berbagai aspek pendukung jadi kita ‘ga asal ikut2an orang (nanti malah kena tipu loh :p). Sekain itu aspek mental dalam menghadapi berbagai kekuatan gaib dari lokasi penarikan harus jadi yang utama.
Benda gaib yang berada dalam tanah tentu ada khodam penjaganya dan untuk menimbulkan / menarik atau memancing benda gaib itu juga dengan khodam. Macam2 ada yang dg tehnik menggunakan S45Pnya digabung dengan kemampuan ayat suci al-quran, ada juga yang pake tehnik tenaga dalemnye dan ada juga dengan bantuan pusaka yang di anggap lebih tua dari khodam penjaga benda gaib tsb….
dan bisa memakan waktu berhari2 untuk mensetnya segala aspek
Biasanya setelah isi khodam benda (harta dll ) dapat di tarik, maka secara otomatis wujud bendanya ikut tertarik…
Sekali lagi penarikan Harta Karun ini resikonya sangat besar di badingkan dengan penarikan lainnya seperti pusaka dll, karena khadam penjaganya pun powernya tidak main2 disamping umur khodam itu juga sudah tua2. Dan tentu saja yang menanam / menyimpang harta itu dahulunya juga seorang yang sangat mumpuni dalam kebatinannya…jadi so kudu sangat2 berhati2…
tapi kalo ada yang ajak mending ga usah karena goib juga pinter loh dia bisa mengecoh kita dalam arti dapat menggerser posisi barang yang akan kita angkat….tapi alhamdullilah kami akhirnya bisa juga merasakan hasil dari jerih payah kami.( di kisahkan langsung oleh pelaku pencari harta Gaib di Semarang.  )

Rahasia Pencari Harta Karun Emas.

Harta karun gaib baik berupa emas, uang dll memang selalu menarik perhatian banyak orang. Bukan rahasia lagi, dikalangan petinggi negara pun kerap berburu harta yang tak tampak ini entah dengan tujuan memperkaya diri ataupun untuk dengan niatan membantu keterpurukan ekonomi negara. Nah, pertanyaan adalah benarkah harta karun gaib itu benar-benar tersedia di alam sana?
Jawabannya sebenarnya cukup mudah, yaitu memang harta karun tersebut benar adanya karena sejumlah orang telah banyak yang berhasil mengambilnya. Hanya saja mengambil harta tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan!

Saking banyaknya orang yang tergiur harta ini terlebih ditengah kesulitan ekonomi  yang memuncak maka banyak pula bermunculan aksi penipuan orang-orang yang mengaku paranormal yang mampu menarik harta karun yang biasanya berupa uang atau emas. Padahal orang tsb bukanlah paranormal sejati dan hanya penipu ulung saja yang akhirnya akan memperburuk citra paranormal yang baik. Sindikat ini tidak hanya dilakukan oleh seorang pelaku saja melainkan beberapa orang yang akan berpura-pura sebagai pasien/klien yang mengaku berhasil menarik harta karun tsb. Biasanya dalam menipu, mereka membawa mobil bagus untuk ditunjukan kepada calon korbannya. Setelah korban terpengaruh maka ia pun akan menyiapkan banyak uang sebagai biaya penarikan harta karun tsb. Ujung-ujungnya adalah korban gagal mendapat harta karun dan para pelaku pun raib entah kemana.
Dari hasil perbincangan dengan beberapa praktisi supranatural, dapat diambil kesimpulan bahwa harta karun gaib itu sendiri dibagi 2 yaitu yang berasal dari golongan hitam dan putih.
1. Harta karun dari golongan hitam berasal dari mahluk halus sebangsa jin kafir, siluman ataupun iblis. Ritual ini biasa dinamakan pesugihan, biasanya mahluk yang ditemui berwujud menyeramkan atau ada unsur hewannya meski ada juga yang menampakan diri dgn tidak menyeramkan. Para pelaku harus memuja mereka dan sama sekali tidak boleh menyebut-nyebut kata-kata kalimah-kalimah suci. Jika dalam ritual tsb misalnya beristigfar ataupun mengucap subhanallah maka dipastikan akan gagal ritualnya. Bagi yang berhasil mendapat harta dari jalan hitam ini maka biasanya mereka harus 'memberi makan' kepada mahluk tersebut yang disebut tumbal berupa nyawa keluarga, teman atau musuh mereka. Harta karun dari golongan hitam relatif jauh lebih mudah didapat dibandingkan harta dari golongan putih karena orang berhati jahat pun bisa melakukannya.
2. Harta karun dari golongan putih berasal dari khodam malaikat ayat-ayat tertentu dalam kitab suci Al Quran. Untuk mendapatkan harta karun ini kesulitannya lumayan tinggi karena kita harus benar-benar memiliki ahlak yang baik dan lebih utama lagi yang sedang terdesak kebutuhan ekonomi. Bagi yang niatnya cuma ingin kaya raya jangan harap berhasil melakukan ritual ini. Niatnya harus baik! misalnya untuk membayar hutang-hutang yang menumpuk yang bisa mengakibatkan kehancuran rumah tangga, agar terhindar dari putus asa/bunuh diri akibat tekanan ekonomi, agar tidak menggadaikan iman ataupun untuk mendapat modal bisnis guna membangun lapangan kerja.
Tapi niat baik saja juga belum cukup. 2.5% dari hasil penarikan harta tersebut harus disumbangkan kepada yang yang berhak, selain itu penggunaan harta tsb tidak boleh untuk kemaksiatan. Harta karun dari golongan putih tidaklah memakai tumbal nyawa. Pengorbanan yang kita lakukan hanyalah berupa perangkat ritual spt minyak tertentu dan mewiridkan amalan tertentu (pengorbanan biaya, tenaga dan waktu).
Amalan yang dilakukan semuanya meminta kepada Allah dan tidak ada pemujaan kepada mahluk halus. Jika Allah mengijinkannya maka akan diutus khodam untuk menemui orang yang membutuhkan tsb. Disebutkan pula oleh banyak praktisi supranatural, dana ini berasal dari orang kikir yang tidak berzakat atau bersedekah misalnya mereka akan kehilangan uang sejumlah tertentu dengan berbagai cara yang kemudian akan berpindah ke alam gaib. Hal ini disebabkan karena 2.5% kekayaan kita sesungguhnya bukanlah hak kita melainkan harus diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam hal penarikan dana gaib, besarnya uang ditentukan oleh kebutuhan orang tersebut misalnya 100jt, 500jt, 1M dll. Jadi tidak boleh rakus dalam meminta dana. Ketika bertemu khodam itulah kita mengutarakan berapa kebutuhan kita sesungguhnya. khodam yang ditemui biasanya berwujud orang yang nampak sangat berwibawa dan sorot mata yang tajam. Ketika bertemu sama sekali tidak boleh takut/gentar apalagi lari karena dipastikan ritualnya akan gagal. Ritual ini pun hanya berlaku sekali seumur hidup saja. Bagi yang sudah pernah berhasil mendapatkan dana maka tidak bisa lagi melakukan permohonan. 
Mungkin diantara kita banyak yang bertanya, jika memang dana gaib itu ada kenapa tidak paranormal itu saja yang mengambilnya sendiri? jawabannya adalah karena dana tersebut hanya untuk mereka yang memenuhi persyaratan atau berhak saja. Jadi sesakti apapun paranormal tsb, ia tetap tidak akan berhasil jika memang Allah menilai paranormal tsb tidak berhak mendapatkannya. Jadi biasanya paranormal hanya sekedar perantara untuk memberikan jalan/ritual/tata cara memohon rejeki dana gaib langsung ke Allah.
Dari penjelasan ini maka semoga kita dapat membedakan mana yang haq dan batil. Sebisa mungkin hendaknya kita berusaha mencari rejeki dengan cara bekerja atau berbisnis, namun jika segala usaha kita menemui jalan buntu atau bahkan kehancuran maka tiada guna berputus asa apalagi bunuh diri atau menggadaikan iman karena sesungguhnya harapan masih selalu akan ada dengan jalan memohon kepada-Nya.

Pelaku Pesugihan Bukit Bawang

Kisah ini dituturkan langsung oleh pelaku yang meminta nama aslinya dirahasiakan. Sebut saja namanya Tarno. Lelaki dengan seorang istri dan dua anak anak ini menetap di sebuah desa kecil yang cukup jauh di ujung Kabupaten Kubu Raya. Sebuah desa yang sepi dari hiruk pikuk, namun di tempat itulah Tarno dilahirkan dan dibesarkan sehingga dapat menghantarkannya menduduki posisi terhormat dengan menjadi seorang suami sekaligus ayah. Berikut kisah mistik yang dituturkan Tarno selengkapnya.
Meski hidup dalam keprihatinan, karena hanya mengandalkan penghasilan dari menangkap ikan, namun rumah tangga kami terbilang harmonis. Jika berselisih paham, kami selalu menempuh jalan musyawarah. Hal itu wajib kami terapkan untuk menutupi aib dan segala bentuk kekurangan yang ada dalam rumah tangga kami agar tidak terdengar oleh orang luar. Karena begitulah pesan dari para orang tua kami.

Hari demi hari aku habiskan hanya untuk bekerja dan bekerja. Hal itu aku lakukan, selain sadar akan tanggung jawabku sebagai kepala rumah tangga, juga ingin menggapai harapan dan cita cita. Yah, mungkin dengan begitu ekonomi keluargaku dapat berubah dan aku bisa menyisihkan sedikit uang penghasilanku itu untuk masa depan anak-anakku dikemudian hari. Namun semua itu menjadi sirna, tatkala aku mulai mengenal yang namanya judi.
Berawal ketika rumahku kedatangan seorang tamu laki-laki yang ternyata adalah Widianto sahabatku, yang juga berasal dari kampung di mana aku tinggal saat itu. Namun dia tak lagi tinggal di sana, karena beberapa tahun yang lalu, dua tahun kalau tidak salah, bersama keluarganya, Waidianto pindah ke kota kecamatan untuk merubah nasib. Memang benar, dilihat dari penampilannya saja, dia tampak berbeda dari sebelumnya, lebih rapi dan perlente. Terlebih usahanya yang mengalami banyak kemajuan. Salah satunya adalah lapak ikan atau kios tempat menjual ikan. Dan maksud kedatangannya saat itu adalah untuk mengajakku bekerja sama.
“Maksudmu?” Tanyaku tak mengerti.
“Jadi begini Tar, selama ini kan aku membeli ikan langsung dari para nelayan, yang kemudian ikan tersebut aku jual kembali di lapakku. Nah, aku juga mau kau melakukan hal yang sama, menangkap ikan dan menjualnya padaku. Memang harga yang aku tawarkan tidaklah besar, namun kau bisa rutin menjualnya padaku. Karena jika kau tetap bertahan seperti itu, kapan kau bisa maju,” ucap Widianto.
Aku pun tertegun sesaat. Tak dipungkiri hatiku berbunga-bunga mendengar tawaran dari sahabatku itu. Namun apa daya, aku tak sanggup menjawabnya karena aku sadar akan ketiadaanku. Yang dapat aku lakukan hanya tertunduk diam sambil menghela nafas panjang.
Melihat itu Widianto melempar simpul ke wajahku. Kemudian tangannya yang besar memegang pundakku dan meremas-remasnya.
“Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan. Masalah kapal motorkan? Kau tak usah khawatir, nanti kau bisa gunakan kapal motorku untuk menangkap ikan,” ucap laki-laki berbadan besar itu.
Setelah mendapat persetujuan dari istriku, hari itu juga aku dan Widiantoberangkat ke kota kecamatan, dengan membawa segudang harapan untuk suatu perubahan. Dan sesampainya di sana, aku langsung menuju rumah Wahono yang terletak di belakang pasar untuk mempersiapkan segala perlengkapan, karena malam itu juga aku langsung memulai operasi.
Hari dami hari pun aku lalui, dan tanpa terasa sudah hampir tiga bulan aku bekerja pada Wahono. Meski sangat sibuk, aku tak pernah lupa akan janjiku pada istriku untuk pulang dua minggu sekali. Namun itu aku wujudkan hanya pada bulan pertama saja, selanjutnya aku tak pernah lagi menjenguknya. Bahkan tak pernah lagi memberikan hasil keringatku pada mereka.
Aku mulai terlena dan terpengaruh pada pola hidup bebas dan keras. Bersama kawan-kawan baruku, aku mulai suka mabuk-mabukan, berhubungan intim dengan wanita nakal dan aku mulai suka berjudi. Memang untuk kebiasaan yang satu ini, membuat aku keranjingan. Tak peduli waktu dan tempat, saat sibuk maupun santai, aku manfaatkan untuk bermain berjudi bersama kawan kawanku. Entah itu di kapal motor dengan menggelar tikar, atau di pelabuhan saat kapal motorku berlabuh.
Padahal jika mau dipikir, pendapatanku selama bekerja dengan Widianto sangat memuaskan. Berbeda jauh dengan pendapatanku ketika aku masih berjualan ikan di kampungku. Yah, setidaknya jika aku sisihkan dan kumpulkan, aku bisa membeli lapak sendiri. Namun apa daya, aku telah terjebak ke dalam harapan semu, yang tanpa aku sadari perlahan-lahan telah menggerogoti kenyataan yang sesungguhnya telah aku raih.
Tiba pada suatu hari, ketika itu aku kalah banyak. Tak ada lagi uang yang tersisa di dalam dompet maupun di dalam saku celana, semuanya ludes. Demi membalas kekecewaan itu, aku nekad mencari pinjaman pada kenalan-kenalanku. Karena aku pikir bulan depan aku dapat membayarnya dari hasil keringatku, dan aku akan selalu begitu setiap akan meminjam uang dan mengalami kekalahan di meja judi.
Namun apa lacur, saat hutang semakin menumpuk, Widianto mengetahui kegilaanku dan memutuskan hubungan kerjasamanya denganku. Sehingga hidupku pun terkatung-katung, bahkan terancam karena tak sanggup membayar hutang pada kenalan-kenalanku itu.
Di tengah kebingunganku karena terus-terusan dikejar hutang, aku pun memutuskan kembali ke kampung halamanku dan menjual rumahku beserta tanahnya yang merupakan warisan satu-satunya dari peninggalan orang tuaku. Sementara istri dan anak-anak kukembalikan pada orang tuanya. Selanjutnya aku pun kembali ke kota untuk melakukan kegilaan lagi. Setidaknya ada sisa uang hasil jual rumah dan tanah untuk modalku berjudi.
Namun apes, aku kalah lagi. Sehingga saat itu aku benar-benar nekad meminjam uang pada pak Suryo, seorang rentenir yang juga merangkap sebagai kepala preman yang ditakuti di kota kecamatan itu. Tak kepalang tanggung bunga yang ditawarkan sangat besar. Meskipun demikian aku tetap saja meminjamnya. Namun karena tak sanggup membayarnya, aku pun dikejar-kejar oleh orang suruhan pak Suryo. Bahkan sampai babak belur dihajar tukang pukulnya.
Stres dan bingung itu yang aku rasakan. Ingin rasanya pulang kampung, namun aku malu, malu pada istri dan kedua anakku, terlebih malu pada mertuaku. Di saat posisiku tengah terjepit itulah, tiba tiba datang Ruslan, teman yang aku kenal di meja judi. Melihat kondisiku seperti itu dia prihatin dan menyarankan supaya aku melakukan ritual minta kekayaan pada jin penunggu Bukit Bawang.
“Apa kau sudah gila Lan. Sebigung-bingungnya aku, tapi masih bisa berpikir waras,” ucapku.
“Itu hanya sebatas saran Tar. Karena aku sangat prihatin dengan kondisimu sekarang ini. Sekarang terserah kau, mau mengikuti saranku atau memilih dikejar-kejar tukang pukulnya pak Suryo,” Ruslan mencoba meyakinkanku.
Aku terdiam, namun otakku tak berhenti berpikir. Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan oleh Ruslan. Tapi kedengarannya sangat sulit dipercaya.
“Kau tak usah khawatir Tar. Itu tergantung bagaimana kau meyakininya. Karena sudah ada beberapa orang yang berhasil nyegik di sana,” ujar Ruslan.
Setelah kemenyan sebagai alat ritual didapat, esok paginya kami pun meluncur ke kawasan Bukit Bawang yang ada di kabupaten tersebut. Satu hari kurang lebih jarak tempuhnya. Sesampainya di sana, kami pun langsung menemui pak Suyad, selaku juru kuncinya.
“Saya hanya bisa mengantarkan kamu saja. Perihal apa yang kamu lakukan nanti di atas sana, itu urusan kamu dengan penunggu gaibnya,” tutur pak Suyad.
Sebelum melangkah, terlebih dahulu dirinya memberitahukan padaku bagaimana cara menggelar ritualnya, yang ternyata sangat mudah. Cukup membakar kemenyan, sembari mengucapkan apa yang diinginkan, kemudian bersemedi selama tiga hari tiga malam.
“Memang kedengarannya sangat mudah, namun cobaannya cukup berat. Selama ini hanya ada dua orang saja yang mampu menjalani semedi sampai selesai,” terang laki-laki tua bertubuh kurus dan kecil itu.
Selanjutnya kami pun melangkah menuju bukit yang tak jauh di belakang rumah sang juru kunci. Kemudian mendakinya perlahan-lahan. Tak lama sampailah kami pada sebuah batu besar yang menghampar membentuk lempengan yang ukurannya sangat luas pula. Orang kampung menyebutnya batu bendera dan letaknya tepat di bagian sisi atas bukit menghadap ke perkampungan penduduk. Di tempat inilah nantinya aku akan melakukan semedi.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, konon, pada batu yang berdiri tegak tak jauh dari batu bendera pernah ditemukan rambut dan kulit kepala manusia yang menempel, milik seorang tua yang puluhan tahun melakukan tapa brata. Dan usai mengantarkanku, Ruslan dan pak Suyad segera kembali ke bawah.
Hari beranjak gelap. Tinggal aku sendiri di tepi hutan itu. Selanjutnya lepas Maghrib aku segera memulai ritual yang kuawali dengan membakar kemenyan. Sambil duduk bersila, kuucapkan keinginanku pada penguasa gaib tempat itu, kemudian bersemedi.
Malam pertama aku sama sekali tak mengalami gangguan apa pun. Hanya suara-suara binatang malam yang terdengar dan itu kuanggap hal biasa. Namun pada malam kedua, hal-hal aneh mulai aku alami. Suara tawa wanita dari dalam hutan, suara langkah kaki yang tak henti-hentinya mengitariku, dan kejadian-kejadian lain yang menyeramkan.
Namun yang membuat aku sangat takut ketika sebuah benda jatuh di atas pangkuanku. Lebih terkejut lagi saat aku merabanya ternyata sebuah kepala. Tak ayal cepat-cepat benda tersebut kubuang. Tapi aneh, ketika tanganku kembali kuletakan di atas paha, kepala tadi sudah ada lagi di pangkuanku, setelah itu hilang entah kemana. Tak ada yang kupikirkan saat itu kecuali pergi meninggalkan tempat itu. Namun ketika teringat hutang-hutangku pada pak Suryo, rasa takut pun menjadi sirna. Sehingga yang ada hanya keinginan untuk tetap bertahan.
Sampailah aku pada malam terakhir, yang merupakan bagian puncak dari usahaku itu. Tak dapat kuprediksi apa yang akan terjadi. Mengingat pak Suyad sendiri tak menceritakan pada bagian itu. Dia hanya berpesan, jika di hadapanku muncul sesuatu, utarakan langsung semua permasalahanku, namun jangan pernah membuka mata, karena aku tak akan sanggup melihatnya.
Aku pun kembali membakar kemenyan kemudian menyimpan pembungkusnya yang terbuat dari kain ke dalam saku celana. Selanjutnya aku hening. Memang luar biasa, baru sejam aku bersemedi, tiba-tiba aku mendengar suara tawa wanita dari dalam hutan yang seperti terbang mendekatiku. Tidak satu, melainkan ramai dan semakin malam semakin ramai. Terdengar pula olehku raungan binatang-binatang aneh yang menyebabkan seluruh badanku berkeringat menahan takut yang mulai merasukiku. Tak lama aku merasa seekor ular besar melilit tubuhku dan suara desisannya sangat jelas terdengar di telingaku. Jujur, keinginan untuk lari dari tempat itu muncul kembali, namun hutang-hutangku membuat aku kembali bertahan.
Tak lama kemudian, dari dalam hutan sayup-sayup aku mendengar suara deru angin yang perlahan-lahan mendekat. Kemudian menghilang bersamaan dengan keanehan-keanehan tadi. Dan suara tawa pun menggelegar di depanku, berat dan menyeramkan. Tak ayal tubuhku menggigil dan keringat dingin pun bercucuran dari lubang pori.
Seperti yang dipesankan oleh pak Suyad, aku tak berani membuka mata. Langsung saja aku utarakan maksud dan tujuanku kepada jin penguasa Bukit Bawang yang tengah berada di hadapanku itu dengan terbata-bata. Tak banyak yang kupinta saat itu, hanya meminta nomor buntut, dan makhluk itu pun menyanggupinya dengan syarat setiap malam Jumat Kliwon aku harus menyembelih seekor ayam hitam di tempat aku bersemedi. Jika tidak, dia akan mengambil kembali kekayaanku dan aku pun menyanggupinya. Selanjutnya makhluk itu lenyap entah kemana.
Sesampainya di rumah Ruslan, aku segera mengeluarkan kain tempat aku membungkus kemenyan sebelumnya. Pada kain itu tertulis empat buah angka yang nantinya harus aku pasang pada bandar kode buntut.  Benar saja, percaya atau tidak, setelah aku pasang angka tersebut ternyata keluar. Karena aku pasang besar, tak kepalang tanggung uang yang kudapat pun berlimpah. Selain aku dapat melunasi hutang-hutangku plus bunganya pada pak Suryo, aku pun bisa membeli ruko. Di situlah aku tinggal dan membuka usaha jual beli emas.
Sayangnya semua yang ku miliki itu tak bertahan lama. Dikarenakan aku terlalu sibuk, sehingga lupa akan janjiku pada sang penguasa Bukit Bawang. Pada akhirnya kekayaan yang kudapat itu pun berangsur menyusut. Dan aku pun kembali pada keadaanku semula. Karena tak ada lagi yang dapat aku lakukan di kota itu, aku memutuskan untuk kembali ke kampung halamnku, dan memulai kehidupan dari nol lagi bersama istri dan kedua anakku. Aku sungguh-sungguh bertobat tidak akan melakukan hal itu lagi, semoga Allah mengampuni segala dosaku.

PERTAMA KALI SOWAN KE-NYAI RORO KIDUL RATU LAUT SELATAN

Setelah lilin itu dinyalakan, kemudian lampu kamar dimatikan, aku diharuskan memandangi nyala apinya selama beberapa menit sambil berkonsentrasi, kemudian memejamkan mataku.
            Aneh, nyala api lilin seakan masih ada didepan mataku, padahal aku sudah memejamkan mata, terdengan guru pembimbing spiritualku berkata : " sebutkan warna-warna nyala api lilin yang kau lihat ", memang kemudian muncul nyala lilin warna merah, biru, kuning, hijau, bergantian, ada yang dua-tiga kali muncul, malah warna hitam juga muncul, setiap kusebutkan dicatat dengan teliti oleh guru pembimbingku.
Setelah nyala api lilin kemudian tidak muncul lagi maka lampu kamar dinyalakan dan diperlihatkan kepadaku catatan deretan warna-warna yang muncul saat aku memejamkan mata.

            Setelah mempelajari catatan itu beberapa saat dan membandingkannya dengan beberapa catatan sebelumnya, kemudian dia menganggukan kepalanya, " Bagus ", katanya, " Mulai malam ini sudah bisa dilakukan upacara meraga sukma ". Aku sangat gembira karena tak sia-sialah usahaku mempersiapkan segala sesuatunya agar aku bisa meraga sukma, keluar dari tubuhku dan pergi kealam gaib yang sejak lama sangat kudambakan.
            Tujuh simpul gaib ditubuhku dibuka olehnya, agar roh-ku bisa melepaskan diri dari raga-ku dan pergi berpetualang kealam gaib. Setelah beberapa kali mengadakan peneropongan secara gaib maka aku disuruh meditasi, menjalani ritual khusus, yaitu cara atau kunci agar bisa melepaskan diri dari kurungan raga, setelah sebelumnya berdoa minta perlindungan kepada Tuhan......... Allah SWT.

            Saudaraku yang dari Solo telah sejak lama bisa meraga sukma dan menceritakan banyak pengalamannya yang fantastis (menurutku), dan membuatku sangat takjub dan tertarik untuk mempelajari ilmu ini, apalagi setelah dijelaskan bahwa kalau telah menguasainya dengan sempurna, maka batas ruang dan waktu menjadi tidak ada. Maksudnya adalah, bisa melihat kejadian-kejadian apa saja dan dimana saja, kapan saja, dari kamar tempat kita meditasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, selain tentunya bertemu dengan mahluk-mahluk alam gaib yang kasat mata.

            Setelah menjalani ritual yang disuruh oleh guru pembimbingku, kemudian aku disuruh melompat keluar melalui ubun-ubun kepalaku, tentu saja aku bingung, bagaimana caranya, akan tetapi kucoba untuk melakukannya, yaitu roh-ku melompat keluar dari raga-ku
            Sekali, dua kali gagal, yang ketiga kalinya sepertinya berhasil. Tiba-tiba aku sangat terkejut dan hampir berteriak kaget karena melihat diriku sedang duduk dengan serius dihadapanku melakukan meditasi. Lho koq bagaimana ini, aku bisa melihat diriku sendiri berada dihadapanku. Lalu aku sendiri yang sedang melihat diriku ini apa ?. Terdengar suara guru pembimbingku mengingatkan agar aku janganlah takut atau terkejut dengan kejadian ini.

            Ternyata saat ini aku sedang berada dalam alam yang bersinar kebiruan, dan anehnya aku bisa melihat ketempat yang gelap sekalipun dengan jelas.
            Aku menegok kesebelah diriku dan terlihat guru pembimbingku juga sedang duduk meditasi, disampingnya terlihat perwujudannya berpakaian putih-putih dan tubuhnya bercahaya, guru pembimbingku koq ada dua ?, fikirku.
            Wujud yang bersinar dari guru pembimbingku memberi isyarat agar aku mengikutinya, aku mencoba berjalan tapi sangat sulit dan kaku, beberapa kali hampir terjatuh. Tubuh bersinar guru pembimbingku dengan tidak sabar memberi lagi isyarat agar aku mengikutinya, aku mencoba berjalan sebisaku mengikutinya berjalan keluar rumah.

            Setibanya diluar rumah kulihat tiba-tiba guru pembimbingku tidak jalan dilantai, akan tetapi telah terbang naik beberapa meter dari tanah dan menunjuk kearah Selatan. Terdengar bisikannya jelas ditelingaku : " Coba-lah, kau bisa terbang sepertiku, kita terbang menuju ke arah Selatan ". Kucoba menjejakkan kakiku kelantai, keanehan terjadi tubuhku melayang naik beberapa meter tapi agak menggeliat miring, hampir jatuh.
            Akhirnya aku berhasil menguasai tubuh halusku dan terbang mengikuti guru pembimbingku kearah selatan, terus menembus awan, melewati hutan, gunung dan akhirnya tiba ditepi pantai.

            Gelombang laut terlihat menerjang kearah pantai dengan dahsyatnya dan membasahi kakiku, terlihat pembimbingku berjalan kearah laut, dan aku terus mengikutinya dari belakang.
             Tubuhku mulai tenggelam kedalam laut, ketika air telah mencapai pinggangku terdengar pembimbingku berbisik : " Mohon agar bisa berjalan diatas air ", dan terlihat pembimbingku telah melesat dengan cepatnya diatas air terus menuju ke Selatan. Setelah memohon, pelan-pelan tubuhku terangkat dan bisa berjalan diatas air laut, pakaianku langsung kering seakan akan tidak pernah terendam air laut sebelumnya, kejadian ini sangat mengagumkanku sehingga membuatku menjadi bersemangat dan berlari  cepat menyusul pembimbingku yang sudah jauh didepan.

            Terlihat ada bentuk gapura didalam laut dan pembimbingku sedang meminta ijin kepada pengawal untuk masuk kedalam istana, mendadak laut terbuka membentuk lubang, ruang yang sangat besar dengan gapura yang indah, lengkap dengan anak tangganya, kami masuk kedalam dengan takjub. Sayup-sayup terdengar suara gamelan dengan nada-nada yang belum pernah kudengar sebelumnya.
            Istana bersinar kehijauan dan terlihat banyak yang lalu lalang akan tetapi tidak sedikitpun diantara mereka yang menoleh kearah kami. Mendekati pintu depan istana pengawal mencegat kami dengan memalangkan tombak yang bersinar keemasan, dan sekali lagi pembimbingku menyampaikan salam niatnya.

            Terdengar suara merdu dari dalam dan para pengawal menyingkir memberi kami jalan masuk kedalam istana. Situasi Istana sulit untuk digambarkan, sangat indahnya, tiang-tiangnya berukir indah dan berkilauan berlapis emas dan lantainya juga berkilauan, dimana mana bertebaran hiasan-hiasan yang menakjubkan yang menambah indahnya istana ini.
            Terdengar lagi suara merdu menyambut kami, dan dengan takjub aku melihat sesosok tubuh molek dengan busana serba hijau dan gemerlapan yang dihiasi intan permata, parasnya cantik bersinar dan berseri, memakai mahkota emas yang berkilauan, menyambut kedatangan kami, mahluk cantik jelita yang duduk disinggasananya ini sulit untuk digambarkan kecantikannya. Kemudian memberi isyarat dengan melambaikan tangannya agar kami mendekat.
            Aku mendekat dan mengikuti pembimbingku yang menyembah dengan takzim sebagai tanda hormat, inikah Nyi Roro Kidul yang terkenal itu, Penguasa Laut Selatan, Ratu dari alam gaib, kesinikah aku dibawa oleh pembimbingku untuk menjumpainya dan memperkenalkan diriku. Terlihat Ratu Kidul turun dari singgasananya dan menyuruh kami berdiri, aku menundukkan muka tidak berani melihat wajahnya yang halus, cantik jelita dan bersinar, juga kearah busana atasnya yang agak tembus pandang dan memperlihatkan tubuh bagian atas yang aduhai.

            Ratu memanggilku untuk mendekat, kemudian menyentuh kepalaku dan memberikan sebuah keris kecil, yang dengan agak kebingungan kemudian kuterima. Kuanggukkan kepala dan kuucapkan terima kasih atas pemberiannya.  Ratu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum kearahku atas sikapku yang agak gugup tapi tetap santun. Setelah selesai bertemu dengan Ratu Kidul, kemudian pembimbingku menggamit tanganku untuk mengajak pulang.
             Kami amit mundur, pamit dan meninggalkan istana dasar lautnya Ratu Kidul. Keris pemberian Ratu Kidul kugenggam erat-erat ditangan kananku.
            Lain dengan masuknya, kami keluar dengan mudah tanpa halangan apapun dari para pengawal dan kemudian ‘ tancap gas ' terbang kembali ketempat kami meditasi. Sambil terbang aku terus-menerus melirik ke keris pemberian Ratu Kidul, dan tak henti mengaguminya.
 
            Perjalanan pulang terasa sangat cepat dan tiba-tiba sudah berada dihadapan raga kami yang masih terlihat asyik bermeditasi.
            Kulihat tubuh halusku memakai pakaian berwarna keperakan dan didadaku terlihat gambar Rajawali dan Naga sedang bercengkrama. Terus terang aku kaget dan kagum melihat penampilanku sendiri yang baru kuperhatikan, tidak dari awal saat keberangkatan ke Istana Ratu Laut Selatan.  Tak terasa genggaman tanganku ke keris yang diberikan Ratu Kidul mengendur dan mendadak sontak tiba-tiba keris terbang berputar-putar serta menukik tajam masuk kedalam lengan kiriku dan menetap disana. Aku benar-benar terkejut atas kejadian ini dan terus meneliti keadaan tangan kiriku yang telah terisi keris. Takjub.
            Begitu mendekati raganya ternyata tubuh halusku langsung tersedot masuk bagaikan asap yang dengan sangat cepatnya kembali menyatu dengan ragaku, alam biru perlahan memudar dan kesadaran timbul dalam diriku ‘ Aku sudah kembali ‘.
 
            Aku membuka mataku perlahan dan sinar lampu dari kamar sebelah memasuki bola mataku dan menimbulkan kesadaran bahwa ‘ telah kembali ke alam nyata ‘. Kulihat guru pembimbingku-pun telah membuka matanya dan tersenyum kepadaku, kemudian berkata : " Sang Ratu telah berkenan memberimu keris ". Aku mengangguk-angguk dan keingintahuanku langsung menyeruak apakah guru pembimbingku melihat pakaian halusku, dan aku bertanya : " Apa bapak bisa melihat saya juga, seperti saya melihat bapak ? Kalau boleh tahu seperti apa tubuh halus saya ini dan bagaimana dengan pakaianku ? ".
            " Tentu saja aku melihat juga dan pakaian keperakan yang kau kenakan sangat indah apalagi dengan gambar burung dan ular naga besar didadamu ", jawabnya lengkap dan memuaskan hatiku. Akh, ternyata apa yang kulihat sama dengan yang dilihatnya, berarti ini bukan mimpi atau khayalan saja tetapi benar-benar terjadi. Dan tubuhku bergetar keras karena sensasi hebat yang tiba-tiba muncul kedalam hatiku. " Luar biasa, sungguh luar biasa, .... ", hanya itu yang bisa kuucapkan lirih.

            Tapi aku masih mengejar lagi dengan pertanyaan : " Sepertinya rumah ini ada mahluk halusnya terutama di pohon Nangka itu kelihatan galak ",  dengan tersenyum pembimbingku berkata lagi : " Oh.... maksudnya mahluk berekor yang giginya runcing itu, dan dibelakang rumah mahluk perempuan dengan punggung bolong dan rambut riap-riapan, kalau tidak mengganggu biarkan saja, mereka kan dialamnya, kita dialam kita ". Memberi penjelasan lagi yang lebih meyakinkan kepadaku bahwa alam gaib itu memang ada, dan bisa kita lihat bila kita memang mempunyai kekuatan atau ilmu untuk menembus kealam gaib.
            Karena apa-apa yang kulihat ternyata dilihatnya juga sama tak berbeda, dan kita bisa saling melihat tubuh halus kita seperti didunia nyata saja. Bedanya, apapun yang kita mohon dialam gaib dapat langsung terkabul, dan bisa kita dapatkan seketika itu juga, misalnya kita minta emas balokan, langsung ditangan kita muncul emas balokan 24 karat dengan berat misalnya satu kilo, akan tetapi bila kita kembali keraga kita dan membuka mata ternyata dialam nyata......., tidak ada ditangan kita emas balokan tersebut. Hanya ada di alam gaib.
            Mungkin ada caranya untuk mewujudkannya kealam nyata tapi masih belum kuketahui bagaimana dan harus melakukan apa persyaratannya.....

            Wajah cantik sang Ratu dengan Istana megahnya, keris pemberiannya serta pengalaman gaib perjalanan Meraga Sukma itu masih terus terbayang-bayang hingga beberapa hari kemudian, sampai kemudian pengalaman-pengalaman gaib lainnya yang lebih mencekam kudapatkan dan terus berlanjut hingga kini.
            Demikianlah pengalamanku pertama kali bisa Meraga Sukma dan masuk ke-alam gaib yang menakjubkan, ternyata perjalanan dialam gaib yang rasanya lama itu, hanya memakan waktu 20 menit saja.

            Akan tetapi dialam sana banyak mahluk-mahluk gaib yang jahat sehingga sangatlah berbahaya memasuki alam gaib tanpa bimbingan dan perlindungan yang kuat, bisa-bisa kita terperangkap dan tidak bisa keluar lagi sehingga dianggap telah mati (suri) oleh orang-orang, dan bila beberapa minggu atau bulan baru kita bisa kembali keraga kita mungkin raga kita sudah dimakamkan oleh keluarga kita (karena dianggap sudah mati, padahal belum).
            Bayangkan begitu kita sadar kita berada dua meter didalam tanah terkurung di kegelapan, sudah dibungkus kain kafan, dan tidak mungkin menggali keatas, kita berusaha berteriak minta tolong, siapa yang mungkin mendengar dan bisa menolong.

            Dengan panik tangan kita mencakar-cakar berusaha untuk menggali tanah keatas, kaki berusaha menendang-nendang, akan tetapi himpitan tanah sangat keras, meskipun sampai kuku terlepas dan kulit bahkan daging tangan terkelupas dari tulangnya, takkan mungkin melepaskan diri dengan menggali keluar, waktu membatasi, sebentar saja persediaan oksigen dalam lubang menipis, kita akan kesulitan menarik nafas dan kita akan mati lemas karena kehabisan oksigen, menjelang ajal, menyesalpun sudah terlambat, kemudian menjadi arwah penasaran gentayangan.
            Mati yang benar-benar mati dengan mata melotot, mulut berbusa dan jari tangan hancur berdarah. Masya Allah, semoga ini tidak terjadi pada diri anda..........( KISAH NYATA PELAKU NAMA DISAMARKAN )
KONSULTASI Email ke : putusamodro@gmail.com
google_ad_client = "pub-6102853269265692"; google_ad_host = "pub-1556223355139109"; /* 300x250, created 3/3/11 */ google_ad_slot = "8655118434"; google_ad_width = 300; google_ad_height = 250; google_language = "en" //-->